Sayur taoge, sayur bening, bakwan udang, sayur udang, cumi-cumi, sayur sop, ayam sayur, ayam kecap, ikan bandeng, ikan mujair, ikan bawal, sambal terasi dan masih banyak lagi makanan enak lainnya yang pernah dimasak Mamaku tercinta, kini menjadi kenangan kuliner buatan Ibuku.
Saat masih kanak-kanak aku suka sekali minta dibuatkan agar-agar oleh Mamaku. Agar-agar buatan beliau sangat enak rasanya. Dengan campuran santan dalam proses pembuatannya, membuat agar-agar tersebut memiliki citarasa tersendiri. Citarasa agar-agar yang hanya bisa kurasakan karena olahan Mamaku tercinta.
Ya Allah aku sungguh rindu masakan Ibuku, kuliner yang kenikmatan rasanya tidak tergantikan di lidah kami keluarganya. Di lidah Bapakku, adikku dan aku.
Keberangkatan Kami Ke Pemalang
Mengobrol, bercengkrama, bercanda, curhat dengan Mama. Mendengar beliau tertawa, menyanyi dan lainnya, terkadang membuatku menangis bila mengingatnya.
Masih terbayang saat malam di kamar depan, Ibuku tertidur dalam posisi miring dan aku tiduran disampingnya, menghadap ke beliau sambil kupegang tangannya membayangkan jika kelak Ibuku tiada. Waktu itu Ibuku sedang sakit. Tak terasa air mataku menetes, rasa takut kehilangan menyeruak dalam benakku. Ku berdoa kepada Allah SWT agar sakit Ibuku segera sembuh.
Bulan suci Ramadhan pun berlalu. Ibuku dibawa ke puskesmas dan rumah sakit untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan medis menyatakan sakit Ibuku sudah parah. Pihak rumah sakit memberikan obat yang harus diminum Ibuku setiap hari.
Ibuku dirawat infus dirumah kami tinggal. Selama di infus aku memasak bubur putih dan membuatkan susu yang dicampur dengan telur ayam kampung untuk Ibuku. Saat melakukan itu semua bahagia rasanya. Bahagia karena aku bisa berbakti pada Ibuku walau kecil, walau hanya memasak bubur dan membuat susu. Aku bersyukur masih bisa berbakti pada Ibuku, kadang terbersit rasa penyesalan yang mendalam di benak hatiku, mengapa tidak berbakti sejak dulu.
Setelah dua hari dirawat infusnya dilepas. Ibuku ingin pulang kampung. Mama pernah mengatakan jika sepupuku (cewek) di kampung menikah, Ibuku akan pulang untuk melihatnya.
Saat itu kondisi Ibuku sedang sakit, dan ingin segera pulang kampung. Menjelang keberangkatan ke kampung di Comal Pemalang, Jawa Tengah, Ibuku berkata kepada Bapakku kalau kondisi badannya lemas, tapi Ibuku tidak meminta dibatalkan keberangkatan ke Comal. Sehingga Ibu, Bapak dan adikku berangkat bersama dari Tangerang. Sedangkan aku mampir dulu ke Depok ke rumah Le ku (Le ku=Bibi ku, Bhs Jawa). Le ku adalah adik perempuan Ibuku yang juga ingin pulang ke kampung melihat sepupuku menikah.
Aku diminta orang tuaku untuk menemani saudaraku di Depok, karena Le ku memiliki tiga orang anak yang masih sekolah. Sedangkan suaminya telah tiada. Aku ingat Ibuku sangat sayang kepada ketiga anak Le ku. Mereka anak-anak yatim yang harus disayangi. Singkat cerita kami telah berada di Comal.