Jalan- Jalan ke Sulawesi Selatan, jangan lewatkan untuk menikmati pesona indahnya Taman Nasional Bantimurung. Taman Nasional Bantimurung sering disebut juga sebagai Taman Nasional Bulu Saraung terletak di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, berjarak sekitar 42 km dari Kota Makassar, dengan luas area ±43.750 Ha. Secara geografis areal ini terletak antara 119º34’17” Bujur Timur - 119º55’13”Lintang Selatan.
Gerbang masuk Taman Nasional bantimurung
Sejarah nama Bantimurung mulai pertama kali disebutkan pada tahun 1923, oleh seorang kepala Distrik Adat yaitu Patahoeddin Daeng Paroempa atau disebut juga Karaeng Simbang yang ingin mulai menata kembali Kerajaan Simbang dengan melaksanakan pembangunan jalan melintas Kerajaan Simbang menuju daerah-daerah disekitarnya. Pembangunan ini akan membelah hutan belantara dan pada saat berlangsungnya pembangunan tiba-tiba terdengan suara gemuruh dari dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut. Mendengar suara tersebut, Karaeng Simbang berkenan untuk melihat langsung asal terdengarnya suara gemuruh menderu tersebut. Sesampai di lokasi sang Karaeng dibuat takjub dan terpesona menyaksikan luapan air yang begitu besar diantara batu cadas yang menjulang tinggi, dan menyebut tempat tersebut sebagai Benti Merrung (air yang bergemuruh). Berawal dari nama Bentimurung ini lambat laun berubah menjadi Bantimurung.
Bagi anda yang menyukai wisata alam, Taman Nasional ini merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi karena tempat ini memiliki daya tarik keindahan yang tidak terdapat di tempat lainnya. Keunikan yang ada di Taman Nasional ini selain terkenal dengan pesona air terjunnya yang indah, tempat ini juga memanjakan mata dengan pemandangan gunung kapur (karst) yang terlukis indah oleh sang Pencipta dan yang menjadi daya tarik utama dari tempat ini adalah “The Kingdom of Buterfly” atau sering disebut dengan Kerajaan Kupu-Kupu.
Jika anda menyukai binatang cantik yang satu ini maka Taman Nasional Bantimurung menjadi pilihan yang tepat untuk melihat langsung kecantikan beraneka ragam jenis kupu-kupu. Julukan Kerajaan Kupu-Kupu memang pantas diberikan untuk Bantimurung, karena di tempat ini merupakan habitat hidup bagi berbagai jenis spesies kupu-kupu dan tercatat lebih 250 jenis kupu-kupu hidup di dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung.
Memasuki gerbang Taman Nasional Bantimurung, anda akan disambut dengan patung Kupu-kupu Raksasa yang merupakan symbol dari kerajaan kupu-kupu yang membuat rasa penasaran untuk melihat keindahan serangga nan cantik ini menjadi semakin kuat. Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memang telah diakui sebagai daerah yang kaya akan jenis kupu-kupu dan kecantikannya menjadi daya tarik utama sebagai objek wisata andalan Sulawesi Selatan.
Awal mula sejarah The Kingdom of Butterfly dikenalkan oleh pemerintah Hindia Belanda yang kala itu mengusai Kerajaan Maros sebagai wilayah daerah jajahannya. Seorang naturalis dan ahli biologi dari Inggris bernama Alfred Russel Wallacemelakukan penelitian selama empat bulan lamanya di Maros (Agustus-November 1857), dan mengeksplorasi daerah Amasanga dan Kawasan Wisata Bantimurung. Di dua lokasi yang berada di kawasan karst tersebut, dia mengkoleksi 232 jenis kupu-kupu (Lepidoptera), terdiri dari 139 jenis Papilionoidea, 70 jenis Moths dan 23 jenis Skippers. Dari hasil penelitian inilah akhirnya kawasan ini dikenal sebagai kerajaan kupu-kupu dan Alfred Russel Wallace menyebutnya sebagai "The Kingdom of Butterfly"
Kupu-kupu cantik ini banyak dijumpai di sekitar hutan di kawasan Taman Nasional Bantimurung, dan lokasi terbanyak yang saya jumpai adalah di sepanjang perjalanan dari air terjun menuju ke Gua Mimpi yang berjarak sekitar 800 meter. Pemandangan yang indah sepanjang perjalan menuju Gua dengan sisi sebelah kanan merupakan sungai dengan aliran air yang jernih yang menjadi cikal bakal air terjun Bantimurung. Sisi sebelah kanan adalah hutan Bantimurung yang merupakan habitat hidup bagi berbagai jenis spesies kupu-kupu. Di sepanjang perjalanan inilah kita akan dimanjakan dengan beraneka jenis kupu-kupu yang berterbangan di area hutan dan sesekali menggoda kita dengan terbang melintasi dan mengelilingi setiap langkah perjalanan.
Keindahan kupu-kupu di kawasan ini seolah-olah membawa kita seperti berada di sebuah kerajaan kupu-kupu. Serangga nan cantik ini terbang bebas di alam yang merupakan habitat hidup terbaik baginya. Warna-warni sayapnya yang beraneka ragam menandakan kekayaan jumlah spesies kupu-kupu yang hidup di kawasan ini dan spesies kupu-kupu ini dari bulan ke bulan akan mengalami pergantian jenis spesies yang berbeda. Pada saat kunjungan saya ke Bantimurung, spesies kupu-kupu didominasi oleh kupu-kupu dengan sayap berwarna orange dan bergaris hitam. Kupu-kupu lainnya yang saya jumpai adalah kupu-kupu hitam bergaris orange, kupu-kupu hitam bergaris biru, kupu-kupu berwarna putih, kuning, coklat, dan yang menonjol adalah kupu-kupu berwarna biru dengan garis hitam seperti patung kupu-kupu yang berada di pintu masuk Taman nasional Bantimurung.
Kekayaan spesies kupu-kupu inilah yang akhirnya mempelopori titik tolak penyelenggaraan konservasi kawasan. Tahun 2010, berfokus di Kawasan Wisata Bantimurung, ditemukan 133 spesies kupu-kupu. Pengamatan ini dilakukan sepanjang tahun, guna menggali lebih dalam tentang perbedaan kemunculan jenis kupu-kupu setiap bulannya. Kemudian di tahun 2011-2015, kegiatan yang sama juga dilaksanakan namun mencakup wilayah pengamatan yang lebih luas, yaitu beberapa wilayah di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, jenis kupu-kupu (Papilionoidea) yang ditemukan berjumlah 247 jenis kupu-kupu (Papilionoidea) di antaranya 240 jenis teridentifikasi sampai tingkat species, 4 jenis teridentifikasi sampai tingkat subfamily dan 3 jenis teridentifikasi sampai tingkat family. Jumlah tersebut hampir melebihi temuan Wallace yang melaporkan adanya 139 jenis kupu-kupu (Papilionoidea) di Maros.
Namun, sayangnya pesona kecantikan kupu-kupu ini membuat banyak orang melakukan perburuan kupu-kupu untuk diawetkan dan dijadikan souvenir. Souvenir-souvenir ini banyak dijumpai di sepanjang kios di area Taman Nasional Bantimurung dengan harga yang relative cukup murah yaitu berkisar Rp.50.000,- hingga Rp.200.000,- untuk jenis Kupu-Kupu langka. Jika perburuan ini terus menerus dilakukan maka akan mengancam keberlangsungan hidup kupu-kupu di kawasan ini. Untuk itu sangat disarankan bagi anda yang ingin berkunjung kawasan ini untuk tidak membeli souvenir-souvenir kupu-kupu yang diawetkan dalam pigura sebagai salah satu bentuk kepedulian anda terhadap habitat kupu-kupu di kawasan ini. Anda tentu setuju bahwa kupu-kupu ini lebih indah dinikmati dalam keadaan hidup dan terbang bebas di alam. Menikmati pesona kecantikan kupu-kupu yang berterbangan dialam dengan suasana hutan yang masih alami dan udara sejuk yang menyegarkan membantu kita untuk merelaksasi tubuh dan otak kita. Untuk itulah lebih baik kita turut menjaga kelestarian hidup kupu-kupu daripada menyimpannya sebagai souvenir yang lambat laun menjadi usang dan akhirnya kupu-kupu akan menjadi sesuatu yang langka.
Pemerintah sendiri telah melakukan perlindungan kepada 20 spesies kupu-kupu yang hidup di Taman Nasional Bantimurung ini melalui Peraturan Pemerintah No. 07/1999. Sedangkan pihak pengelola Taman Nasional Bantimurung melakukan konservasi dengan cara edukasi kepada warga sekitar tentang cara-cara pelestarian kupu-kupu yang efektif dan melaksanakan konservasi kupu-kupu dengan cara penangkaran kupu-kupu sejak tahun 2005 di areal seluas 2 hektar. Keanekaragaman pesona alam di Taman Nasional Bantimurung tersebut adalah aset yang perlu untuk tetap dijaga. Partisipasi dan keterlibatan semua pihak adalah faktor utama demi menjadikan Bantimurung tetap lestari.
Bila anda penyuka wisata alam dengan pesona keindahan flora, fauna, air terjun dan memiliki nilai sejarah maka Taman nasional Bantimurung serta ingin menikmati bermain bersama kupu-kupu, maka tempat ini layak dijadikan pilihan terbaik untuk menjadi tujuan wisata anda berikutnya.
Namun ada beberapa hal yang selayaknya dilakukan oleh pengunjung Taman Nasional Bantimurung yaitu :
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Ikut berpartisipasi dalam menjaga alam dengan cara tidak merusak alam
- Patuhi peraturan dan tata karma karma yang berlaku
- Menjaga sikap dan sopan santun
- Tidak membeli souvenir kupu-kupu yang diawetkan sebagai bentuk turut melestarikan habitat kupu-kupu
- Tidak merusak, mencorat coret ataupun mematahkan stalagtit dan stalagmite di dalam gua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H