Mohon tunggu...
Travel Story

BERMAIN BERSAMA KUPU-KUPU DI "THE KINGDOM OF BUTTERFLY" TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG

30 April 2016   16:13 Diperbarui: 30 April 2016   17:40 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Kekayaan spesies kupu-kupu inilah yang akhirnya mempelopori titik tolak penyelenggaraan konservasi kawasan. Tahun 2010, berfokus di Kawasan Wisata Bantimurung, ditemukan 133 spesies kupu-kupu. Pengamatan ini dilakukan sepanjang tahun, guna menggali lebih dalam tentang perbedaan kemunculan jenis kupu-kupu setiap bulannya. Kemudian di tahun 2011-2015, kegiatan yang sama juga dilaksanakan namun mencakup wilayah pengamatan yang lebih luas, yaitu beberapa wilayah di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, jenis kupu-kupu (Papilionoidea) yang ditemukan berjumlah 247 jenis kupu-kupu (Papilionoidea) di antaranya 240 jenis teridentifikasi sampai tingkat species, 4 jenis teridentifikasi sampai tingkat subfamily dan 3 jenis teridentifikasi sampai tingkat family. Jumlah tersebut hampir melebihi temuan Wallace yang melaporkan adanya 139 jenis kupu-kupu (Papilionoidea) di Maros.

              Namun, sayangnya pesona kecantikan kupu-kupu ini membuat banyak orang melakukan perburuan kupu-kupu untuk diawetkan dan dijadikan souvenir. Souvenir-souvenir ini banyak dijumpai di sepanjang kios di area Taman Nasional Bantimurung dengan harga yang relative cukup murah yaitu berkisar Rp.50.000,- hingga Rp.200.000,- untuk jenis Kupu-Kupu langka. Jika perburuan ini terus menerus dilakukan maka akan mengancam keberlangsungan hidup kupu-kupu di kawasan ini. Untuk itu sangat disarankan bagi anda yang ingin berkunjung kawasan ini untuk tidak membeli souvenir-souvenir kupu-kupu yang diawetkan dalam pigura sebagai salah satu bentuk kepedulian anda terhadap habitat kupu-kupu di kawasan ini. Anda tentu setuju bahwa kupu-kupu ini lebih indah dinikmati dalam keadaan hidup dan terbang bebas di alam. Menikmati pesona kecantikan kupu-kupu  yang berterbangan dialam dengan suasana hutan yang masih alami dan udara sejuk yang menyegarkan membantu kita untuk merelaksasi tubuh dan otak kita. Untuk itulah lebih baik kita turut menjaga kelestarian hidup kupu-kupu daripada menyimpannya sebagai souvenir yang lambat laun menjadi usang dan akhirnya kupu-kupu akan menjadi sesuatu yang langka.

download-57248b6c8e7a6138095c9b3b.png
download-57248b6c8e7a6138095c9b3b.png
Kupu-kupu nan cantik di alam bebas
img-4705-57242580ee96739b048b4586.jpg
img-4705-57242580ee96739b048b4586.jpg
Perburuan kupu-kupu untuk souvenir 

              Pemerintah sendiri telah melakukan perlindungan kepada 20 spesies kupu-kupu yang hidup di Taman Nasional Bantimurung ini melalui Peraturan Pemerintah No. 07/1999. Sedangkan pihak pengelola Taman Nasional Bantimurung melakukan konservasi dengan cara  edukasi kepada warga sekitar tentang cara-cara pelestarian kupu-kupu yang efektif dan melaksanakan konservasi kupu-kupu dengan cara penangkaran kupu-kupu sejak tahun 2005 di areal seluas 2 hektar. Keanekaragaman pesona alam di Taman Nasional Bantimurung tersebut adalah aset yang perlu untuk tetap dijaga. Partisipasi dan keterlibatan semua pihak adalah faktor utama demi menjadikan Bantimurung tetap lestari.

          Bila anda penyuka wisata alam dengan pesona keindahan flora, fauna, air terjun dan memiliki nilai sejarah maka Taman nasional Bantimurung serta ingin menikmati bermain bersama kupu-kupu, maka tempat ini layak dijadikan pilihan terbaik untuk menjadi tujuan wisata anda berikutnya.

Namun ada beberapa hal yang selayaknya dilakukan oleh pengunjung Taman Nasional Bantimurung yaitu :

  • Tidak membuang sampah sembarangan
  • Ikut berpartisipasi dalam menjaga alam dengan cara tidak merusak alam
  • Patuhi peraturan dan tata karma karma yang berlaku
  • Menjaga sikap dan sopan santun
  • Tidak membeli souvenir kupu-kupu yang diawetkan sebagai bentuk turut melestarikan habitat kupu-kupu
  • Tidak merusak, mencorat coret ataupun mematahkan stalagtit dan stalagmite di dalam gua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun