Mohon tunggu...
Lusi Permatasari
Lusi Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - positive vibes

Bertanyalah karena kau ingin mengerti, bukan bertanya karena kamu ingin menemukan kesalahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Aware Mengenai TV Digital dan Set Top Box

29 Juli 2022   21:00 Diperbarui: 29 Juli 2022   21:17 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, Indonesia mengusung teknologi yang berasal dari Eropa, DVB-T2 (Digital Video Broadcasting -- Second Generation Terrestrial) untuk layanan siaran televisi digitalnya. Teknologi tersebut juga diadopsi oleh sebagian besar negara di Eropa dan Asia. Dengan DVB-T2, kualitas yang dihasilkan untuk menonton siaran TV digital dapat mencapai HD (High-definition) .

Set Top Box merupakan perangkat atau alat untuk mengubah sinyal digital yang diterima menjadi gambar dan suara agar dapat ditonton ataupun ditampilkan pada televisi analog. Siaran digital yang ada pada STB tidak memerlukan internet. Artinya, layanan tersebut dapat diakses secara gratis karena siarannya bersifat free to air.

Untuk beralih ke televisi digital, masyarakat tidak perlu membeli televisi baru, tetapi hanya perlu menambahkan sebuah alat atau perangkat yang bernama Set Top Box (STB) ini diperlukan jika televisi yang dipunya belum mendukung atau belum dapat menerima siaran digital.

Cara memperoleh STB ini cukup mudah karena banyak tersedia di market place, toko-toko elektronik, dan lain sebagainya dengan kisaran harga Rp150.000 hingga Rp300.000 (untuk saat ini). Namun, dalam memilih perangkat STB yang diperlukan, masyarakat harus berhati-hati karena harus memilih STB yang sudah disertifikasi maupun direkomendasikan oleh Kominfo agar sesuai dengan televisi yang kita punya.

STB yang digunakan juga sudah harus DVB-T2 sesuai dengan teknologi yang digunakan di Indonesia. Teknologi tersebut dapat menghadirkan kualitas gambar yang lebih bersih (hingga Full-HD atau 1080P) dan audio yang lebih jernih. Jadi akan membuat penonton lebih nyaman untuk menyaksikan program siaran televisi.

Televisi berteknologi analog dengan televisi teknologi digital memiliki beberapa perbedaan yang cukup mendasar. Pada televisi analog, penerimaan sinyal dari pemancar masih bergantung dengan jarak, yang mana semakin jauh jarak semakin banyak semut yang muncul. 

Sedangkan pada televisi digital, selagi jarak pemancar dengan penerima sinyal tidak melebihi batas maksimum, televisi tidak akan memunculkan semut, namun apabila jaraknya melebihi batas maka televisi tidak akan menampilkan gambar apapun.

Lahirnya sebuah inovasi tidak terlepas dari manfaat yang menyertai. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari siaran televisi digital:

Operator televisi digital dapat mengelola lebih dari 12 kanal sehingga penggunaan frekuensi akan jauh lebih hemat dan kanal-kanal tersebut dapat diisi oleh siaran TV Digital.

Penggunaan frekuensi lebih efisien karena nantinya frekuensi 700MHz yang sebelumnya digunakan oleh siaran analog akan dialihkan ke telko sehingga biaya internet dapat jauh lebih terjangkau.

Peluang usaha di industri penyiaran televisi digital akan muncul berbagai bentuk siaran televisi (Diversity of content and Diversity Ownership).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun