Mohon tunggu...
Lusi Intani
Lusi Intani Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Seorang Guru yang masih belajar dan terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentigraf sebagai Angin Segar Pembelajaran Sastra di SMP Negeri 3 Penajam Paser Utara

23 September 2022   18:04 Diperbarui: 23 September 2022   18:16 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, dalam kaitan penciptaan karya sastra, pentigraf juga dirasa sesuai dengan keterbatasan waktu di sekolah. Genre karya sastra ini tergolong pendek sehingga peserta didik dapat memanfaat keterbatasan waktu di sekolah untuk membuat karya sastra ini. Setelah karya sastra ini dibuat, guru pun dengan cepat dapat mengamati karya tersebut untuk dinilai baik dan tidaknya.

Dengan demikian masalah-masalah pembelajaran sastra di sekolah sedikit dapat teratasi. Hal tersebut tentu pula meringankan beban peserta didik dan guru. Dengan kata lain, peserta didik dapat berkreasi dan berkarya dengan waktu yang memang cukup terbatas.

Hakikatnya, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pembelajaran cerpen ditunjukan untuk menumbuhkan kepedulian seluruh warga sekolah terhadap keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa ini. Pembelajaran cerpen juga dapat menumbuhkan karakter profil pelajar Pancasila pada diri peserta didik. 

Kepedulian itu pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan sikat positif kita terhadap bahasa Indonesia dan sastra Indonesia baik sebagai lambang identitas dan kebanggaan bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, pembangkit rasa solidaritas kemanusiaan maupun sebagai sarana memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Daftar Pustaka:

Saputra, A. W., & Meilasari, P. (2020). Pentigraf sebagai inovasi pembelajaran sejarah pada masyarakat di era disrupsi. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 6(2), 131-141.

Wahyudi, I., & Wati, R. (2021). Fenomena Sastra Cyber: Tren Menulis Cerita Sastra Dalam Bingkai Media Sosial. Arkhais-Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia, 12(2), 91-98.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun