Toyosibata, seorang nenek di Jepang mampu menulis buku saat usianya sudah 92 tahun, kemudian melahirkan tulisannya menjadi sebuah buku di usia 98tahun, dan diterbitkan di usia 99tahun, serta rilis ulang di usia 100th.  Sebelum akhirnya tutup usia dai usia 100th, dia sudah berhasil mengabadikan dirinya  dalam bentuk tulisan menjadi buku.Â
Atau seorang ulama besar pada masanya, Sayd Qutb melahirkan tafsir "Fii Zilalil Quran" dari balik jeruji penjara. Â Orangnya boleh wafat namun hasil karyanya mengabadi sepanjang masa.
Dengan segala kerja keras para penulis, tentu bagi para pembaca pun aktivitas membacanya menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Karena para orang sukses dunia banyak melahirkan kesuksesannya dari kebiasaan membaca buku.
Sejarah mencatat bagaimana puncak kejayaan peradaban Islam di masa lalu bisa dicapai karena hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan. Â Â Â Â Â Â Â
Ini menandakan bahwa membaca memiliki peranan yang sangat penting dalam peradaban.  Karena  masyarakat dunia dan umat islam di masa lalu rajin membaca.
Tanpa membaca, tak akan ada inovasi-inovasi sains seperti yang kita ketahui sekarang
Banyak pengaruh posiitif bagi mereka yang menjadikan membaca Buku sebagai sebuah kebiasaan.
Membaca buku akan memberikan ketentraman hati bahkan perihal membaca buku ini, Khalifah Ali pernah berkata, "Mereka yang menyibukkan dirinya dengan membaca buku, tidak akan pernah kehilangan kedamaian di dalam hatinya". Sang khalifah melanjutkan, "pengetahuan baru setiap hari akan mengurangi rasa lelah di hati kita, karena ia (hati), sebagaimana tubuh, juga tidak terhindar dari rasa lelah".
Membaca buku dapat menghimpun pengetahuan dan meninggikan derajat karena dengan membaca memperoleh banyak pengetahuan. Â Tentu saja, tidak sama orang yang tidak mengetahui sesuatu dengan orang yang memiliki pengetahuan atasnya. Â Disinilah letaknya ditinggikan derajatnya, karena orang yang mau membaca buku mengetahui berbagai pengetahuan.
Membaca buku adalah merupakan salahsatu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.