Filosofi pendidikan dan pengasuhan Ki Hajar Dewantara Sistem Among (among, momong, ngemong) ini kiranya dapat menjadi solusi yang seimbang dan manusiawi. Pendekatan ini membantu orang tua mendidik anak-anak mereka menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga tangguh, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana.
Dengan “momong,” orang tua memberikan kasih sayang yang menjadi pondasi emosional anak. Dengan “ngemong,” mereka membimbing dengan kebijaksanaan, memberi teladan, dan mendukung anak untuk menemukan jalan mereka sendiri. Dan dengan “among,” mereka memberikan kebebasan yang bertanggung jawab, membiarkan anak belajar dari pengalaman mereka, baik dari keberhasilan maupun kegagalan.
Ketika prinsip ini diterapkan, seorang ibu tidak lagi menjadi "bulldozer" yang menyingkirkan semua hambatan. Sebaliknya, ibu menjadi pendamping yang bijak, menciptakan ruang bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya. Anak-anak pun tidak lagi menjadi generasi stroberi yang rapuh, tetapi generasi yang kuat seperti bambu: lentur, tahan terhadap angin perubahan zaman, dan mampu berdiri tegak kembali meski diterpa badai. Sebagai ibu, perempuan harus terus belajar, meng-update dan meng-upgrade pendidikan dan pengetahuannya utamanya dalam pola asuh anak yang sesuai dengan perkembangan jaman. Karena hal ini sejalan dengan kutipan terkenal dari salah satu peroklamator RI, Muhammad Hatta “Jika kamu mendidik satu laki-laki maka kamu mendidik satu orang, Namun jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.” Mari, kita hidupkan Sistem Among, agar tidak perlu menjadi bulldozer yang menghasilkan generasi Strawberry. Selamat Hari Ibu!
*tulisan seorang ibu yang masih terus belajar dan saat ini menjadi mahasiswa Program Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Sahid-Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H