Mohon tunggu...
lusianaindira
lusianaindira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Abdi Negara yang sedang mempelajari ilmu komunikasi

Saya adalah seorang PNS Kabupaten Brebes yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komunikasi. Saat ini sedang menempuh pendidikan doktor di Universitas Sahid.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Sistem Among Hindarkan Ibu Bulldozer dan Anak Strawberry

22 Desember 2024   13:26 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:27 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, momong bukan hanya tentang memberikan kenyamanan, tetapi juga tentang memahami. Setiap anak unik—mereka memiliki karakter, minat, dan bakat yang berbeda. Misalnya, dalam mendukung pendidikan anak, filosofi momong menuntut orang tua untuk tidak memaksakan anak mengejar nilai akademik tertentu jika itu bukan kekuatan atau minatnya. Sebaliknya, orang tua diminta untuk mengidentifikasi potensi unik anak dan membantu mereka mengembangkannya. Jika seorang anak lebih berbakat dalam seni daripada matematika, maka kasih sayang dalam momong berarti menyediakan ruang bagi anak untuk berkembang di bidang yang ia cintai, sambil tetap memberikan bimbingan pada area lain yang mungkin menjadi kelemahan mereka.

“Ngemong”: Memberi contoh dengan Kebijaksanaan

Ngemong memiliki makna lebih dalam, yaitu memberi contoh dan membimbing dengan lembut dan penuh kebijaksanaan. Dalam proses ngemong, orang tua dan guru tidak memaksakan kehendak mereka, melainkan menjadi pendamping yang membantu anak menemukan jalannya sendiri. Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa seorang pendidik harus bersikap seperti seorang penuntun yang bijak—mengarahkan tanpa memerintah, mengajarkan tanpa mendikte.

Filosofi ngemong menuntut orang tua dan guru untuk menjadi teladan. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada dari apa yang mereka dengar. Karena itu, Ki Hajar Dewantara juga terkenal dengan semboyannya: Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani—di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Dengan sikap ngemong, pendidik tidak menciptakan ketergantungan pada anak, tetapi membantu mereka menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

“Among”: Membebaskan dengan Tanggung Jawab

Among adalah inti dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang memberikan arah utama dalam membimbing anak-anak. Di dalamnya terkandung pandangan bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik dan hak untuk mengeksplorasi dunia sesuai dengan minat dan bakat mereka. Namun, kebebasan yang diberikan melalui among bukanlah kebebasan tanpa kendali atau tujuan. Sebaliknya, Ki Hajar Dewantara percaya bahwa kebebasan ini harus berjalan seiring dengan tanggung jawab, disiplin, dan nilai-nilai moral yang menjadi landasan kehidupan bermasyarakat.

Dalam konsep among, anak dipandang sebagai subjek pendidikan, bukan sekadar objek yang pasif menerima ajaran. Pandangan ini menempatkan anak sebagai individu yang memiliki peran aktif dalam proses belajar. Mereka bukan papan tulis kosong yang harus diisi, melainkan pribadi yang sudah memiliki potensi untuk berkembang, yang perlu dipandu untuk menemukan jalan mereka sendiri. Pendidik, baik itu orang tua maupun guru, bertindak sebagai fasilitator yang menciptakan ruang untuk anak belajar, mencoba, dan bahkan gagal—karena dari kegagalan itulah anak memperoleh pelajaran berharga.

Namun, kebebasan ini tidak sama dengan ketiadaan batas. Dalam among, pendidik diharapkan menjaga keseimbangan antara membiarkan anak belajar secara mandiri dan memberikan arahan ketika diperlukan. Kebebasan yang diberikan kepada anak selalu disertai dengan tanggung jawab. Contohnya, ketika seorang anak diperbolehkan memilih aktivitas yang diminatinya, mereka juga diajarkan untuk bertanggung jawab menyelesaikan apa yang mereka mulai. Hal ini menanamkan disiplin yang tumbuh dari dalam diri anak, bukan sekadar disiplin yang dipaksakan dari luar.

Salah satu kekuatan utama filosofi among adalah kemampuannya membentuk individu yang mandiri. Anak-anak yang diberi kebebasan untuk menentukan jalan mereka sendiri dengan tanggung jawab cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Mereka tidak hanya belajar untuk mengambil keputusan, tetapi juga menerima konsekuensi dari keputusan tersebut. Ini adalah pelajaran hidup yang sangat penting, terutama dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

Melalui among, anak-anak juga diajak untuk menjadi individu yang kreatif. Dalam kebebasan, anak dapat mengeksplorasi ide-ide baru, mencoba hal-hal yang belum pernah mereka lakukan, dan belajar dari pengalaman mereka. Hal ini melahirkan inovasi dan cara berpikir yang segar, yang menjadi modal penting dalam menghadapi perubahan zaman. Selain itu, kebebasan yang disertai tanggung jawab juga membantu anak-anak mengembangkan empati. Mereka belajar bahwa kebebasan pribadi harus berjalan seiring dengan menghormati kebebasan dan hak orang lain.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun