Mohon tunggu...
LUSIANA DAFFASALSABILA
LUSIANA DAFFASALSABILA Mohon Tunggu... Editor - UNIVERSITAS AIRLANGGA

HOBI: TRAVELING TEMA MENTALIITY

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

How To Get Queen Mentality: 6 Tips Meningkatkan Value Wanita Di Era Modern

4 Januari 2025   09:54 Diperbarui: 4 Januari 2025   11:50 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

HOW TO GET QUEEN MENTALITY :  6 TIPS MENINGKATKAN VALUE WANITA DI ERA MODERN

Wanita memiliki kesempatan tak terbatas untuk mengukir prestasi dan mencapai impian. Namun, seringkali kita masih terjebak dalam stereotip dan ekspektasi sosial yang membatasi potensi kita. Untuk mencapai "Queen Mentality", kita perlu mengubah cara berpikir dan bertindak. Bukan hanya tentang menjadi "ratu" secara harfiah, namun tentang pola pikir dan perilaku yang mencerminkan kepercayaan diri, kekuatan, dan otonomi pada diri wanita. Berikut 6 strategi efektif  untuk meningkatkan nilai diri wanita:

  1. Cantik

Kecantikan yang dimaksud bukan soal fisik melainkan aura yang terpancar, pembawaan positif, rasa percaya diri yang baik dan tidak mengikuti standar kecantikan yang ditetapkan orang lain atau lingkungan. Untuk menjadi lebih menarik, kita bisa memulai dengan afirmasi positif setiap hari, merawat penampilan sesuai gaya pribadi, menjaga kesehatan tubuh melalui olahraga rutin, dan yang terpenting adalah menghargai diri sendiri. Dengan mengembangkan sikap positif dan kepedulian terhadap diri sendiri, kita akan memancarkan daya tarik alami yang jauh lebih berharga daripada sekadar kecantikan fisik semata.

      2.Sedikit Lebih Egois 

Menjadi "sedikit lebih egois" berarti menghargai batas dan harga diri kita sendiri. Ini tentang memahami bahwa kita layak mendapatkan yang terbaik dalam hidup dan tidak perlu meminta maaf ketika tidak melakukan kesalahan. Penting untuk berani bersikap tegas saat orang lain melewati batasan pribadi/boundaries yang sudah kita bangun. Kesadaran akan nilai diri yang tinggi membantu kita membuat keputusan yang lebih sehat dalam hubungan dengan orang lain dan mencegah orang lain memanfaatkan kebaikan kita secara berlebihan.

      3. Tau Kapan Harus Pergi

Seorang yang menghargai dirinya tahu kapan harus melangkah pergi dari situasi atau hubungan yang tidak sehat. Ketika mendapat perlakuan yang kurang dari standar minimum, mereka tidak ragu untuk menjauh  karena mereka bisa melihat peluang lain untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik. Mereka juga tidak membuang waktu untuk membuktikan nilai diri kepada orang lain, karena aura dan kepercayaan diri mereka sudah berbicara dengan sendirinya.

     4.Emotional Sufficiency

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan penting yang mencerminkan kedewasaan seseorang dalam mengelola perasaan. Ini termasuk kepandaian mengatur suasana hati, mengendalikan reaksi emosional, dan memahami kapan harus mengekspresikan atau menahan emosi. Seseorang dengan emotional sufficiency yang baik dapat menjaga keseimbangan mental mereka bahkan dalam situasi yang menantang, tidak mudah terbawa arus perasaan negatif, dan mampu memilih respons yang tepat terhadap berbagai stimulus emosional. Kemampuan ini penting untuk membangun hubungan yang sehat dan membuat keputusan yang bijak dalam berbagai aspek kehidupan.

      5.Stop Reacting & Starter Responding

Penting untuk menyadari bahwa tidak semua situasi atau orang berhak atas reaksi dari kita. Tentunya memilah mana yang layak ditanggapi dan harus memikirkan dampak dari tindakan kita. Stop memberikan reaksi kita sesuatu itu tidak bereaksi karena reaksi yang kita keluarkan membutuhkan energi yang besar. Mengambil jeda dan berpikir sebelum bereaksi, memungkinkan kita memberi respons yang lebih bijaksana dan sesuai dengan situasi. Perlu diingat bahwa reaksi kita adalah energi berharga yang didambakan oleh banyak orang sehingga tidak semua orang layak mendapatkannya.

      6.Stop Controlling

TIdak berusaha mengontrol sesuatu yang tidak bisa dikontrol, karena “semakin kamu berusaha mengontrol sesuatu, maka sesuatu itu yang mengontrol kamu”. Sejatinya ketika diri kita tidak berhasil mengontrol itu maka timbullah emosi berupa stress, cemas, emosi, frustasi, bahkan putus asa. Hal tersebut terjadi karena sebuah ekspektasi “the first rule of happiness is lowering expectation” kebahagiaan dipengaruhi oleh apa yang kita punya dan ekspektasi terhadap sesuatu. Ketika diri kita tidak berusaha mengontrol semuanya serta menurunkan ekspektasi sehingga emosi dan stress akan menghilang, kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.

Perjalanan menjadi pribadi yang berkualitas tinggi memerlukan konsistensi dan pemahaman diri yang mendalam. Enam strategi efektif yang telah dibahas, mulai dari pancaran aura positi, penghargaan terhadap batasan diri, keberanian untuk melepaskan hal yang tidak baik, pengelolaan emosi yang bijak, kemampuan merespons dengan tepat, hingga keikhlasan melepas kontrol yang akan membantu wanita modern membangun karakter yang tangguh. Yang terpenting, menjadi pribadi yang berkualitas bukanlah tentang mencapai kesempurnaan, tapi lebih kepada proses pengembangan diri dan keberanian untuk mencintai diri sendiri apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun