Penting untuk menyadari bahwa tidak semua situasi atau orang berhak atas reaksi dari kita. Tentunya memilah mana yang layak ditanggapi dan harus memikirkan dampak dari tindakan kita. Stop memberikan reaksi kita sesuatu itu tidak bereaksi karena reaksi yang kita keluarkan membutuhkan energi yang besar. Mengambil jeda dan berpikir sebelum bereaksi, memungkinkan kita memberi respons yang lebih bijaksana dan sesuai dengan situasi. Perlu diingat bahwa reaksi kita adalah energi berharga yang didambakan oleh banyak orang sehingga tidak semua orang layak mendapatkannya.
6.Stop Controlling
TIdak berusaha mengontrol sesuatu yang tidak bisa dikontrol, karena “semakin kamu berusaha mengontrol sesuatu, maka sesuatu itu yang mengontrol kamu”. Sejatinya ketika diri kita tidak berhasil mengontrol itu maka timbullah emosi berupa stress, cemas, emosi, frustasi, bahkan putus asa. Hal tersebut terjadi karena sebuah ekspektasi “the first rule of happiness is lowering expectation” kebahagiaan dipengaruhi oleh apa yang kita punya dan ekspektasi terhadap sesuatu. Ketika diri kita tidak berusaha mengontrol semuanya serta menurunkan ekspektasi sehingga emosi dan stress akan menghilang, kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.
Perjalanan menjadi pribadi yang berkualitas tinggi memerlukan konsistensi dan pemahaman diri yang mendalam. Enam strategi efektif yang telah dibahas, mulai dari pancaran aura positi, penghargaan terhadap batasan diri, keberanian untuk melepaskan hal yang tidak baik, pengelolaan emosi yang bijak, kemampuan merespons dengan tepat, hingga keikhlasan melepas kontrol yang akan membantu wanita modern membangun karakter yang tangguh. Yang terpenting, menjadi pribadi yang berkualitas bukanlah tentang mencapai kesempurnaan, tapi lebih kepada proses pengembangan diri dan keberanian untuk mencintai diri sendiri apa adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H