Berkaca pada mimpi hari ini
Begitu banyak yang sudah dilalui
Begitu pilu rasa hati, ketika semua pergi
Menjadikan rasa dan nurani sepi, tiada arti
Langit biru yang selalu mewarnai alam
Seperti ikut merasakan dari lubuk yang terdalam
Betapa rindu terpendam, merasakan asa
Diantara buliran air hujan yang turun dari angkasa
Wahai diri, sadarilah bahwa ini hanya dunia semata
Bahwa semua sebatas mimpi dan sandiwara
Ketika kehidupan nyata tercipta, sejenak rinai hujan
Seolah-olah berkata bahwa semua adalah ujian
Usia hanyalah media kehidupan bagi manusia
Sebagai pengingat bahwa hidup penuh noda dan dosa
Sebagai penanda bahwa Sang Kuasa telah memberikan cerita
Yang harus dilalui dengan penuh rasa dan cinta
Wahai diri, jagalaha hati dan tunaikan tugas suci
Saat usia masih melekat dan terpatri di hadapan Ilahi Robi
Bahwa kehidupan dan cinta sejati bukanlah mimpi
Yang harus ditepiskan tanpa arti dari dalam diri
Ampuni ya Allah, atas apa yang telah terjadi
Walaupun asa sudah terbiasa menerima titah Ilahi
Lambat laun, diri ini memahami bahwa dunia adalah
Tempatnya salah dan dosa yang tiada terperi
Wahai diri, jadikan hati ini sebagai cerminan diri
Agar senantiasa batin ini melihat pada dunia
Bahwa tidak ada yang kekal selamanya
Bahwa semua kehidupan ini adalah milik-Nya
Wahai diri, bermuhasabahlah.. bermuamalah lah ...Â
Menuju cinta sejati, dengan segala hasil cerminan diri
Senantiasa Ilahi Robi menyertai
Di kehidupan kekal di alam nanti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI