Salam Penggerak !
Lingkungan sekolah adalah tempat dimana peserta didik belajar dan harus dapat menghadirkan suasana yang kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan. Suasana positif di lingkungan sekolah memiliki urgensi yang tinggi karena harus bisa membuat peserta didik betah untuk belajar berlama-lama di sekolah tanpa ada rasa tertekan. Penciptaan suasana kondusif, aman, nyaman, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh pendidik melalui keteladanan terkait kedisiplinan, memulai pembelajaran dengan kesepakatan atau kontrak belajar. Di dalam kesepakatan atau kontrak belajar tersebut harus memuat tentang bagaimana memberikan kesempatan yang sama dalam berpendapat dan dalam memberikan pelayanan serta selalu memilih strategi yang sesuai dengan karakterisitik, potensi dan kebutuhan peserta didik agar mereka enjoy dalam belajar tanpa ada keterpaksaan.Â
Untuk meningkatkan lingkungan sekolah yang positif  maka harus didukung dengan pembiasaan-pembiasaan yang akan menjadi budaya di sekolah tersebut. Budaya positif dalam konteks organisasi atau komunitas merujuk pada nilai-nilai, sikap, dan praktik yang mendorong lingkungan kerja atau interaksi yang produktif, sehat, dan mendukung. Sehingga peserta didik dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Berikut adalah lima budaya positif yang sering diterapkan dalam organisasi atau kelompok:
Komunikasi Terbuka dan Jujur: Menciptakan suasana di mana setiap orang merasa nyaman untuk berbicara dan berbagi pendapat mereka secara terbuka tanpa takut akan reaksi negatif. Ini termasuk mendengarkan secara aktif, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat.
Penghargaan dan Pengakuan: Menghargai dan mengakui kontribusi serta prestasi individu dan tim. Ini bisa berupa pujian verbal, penghargaan formal, atau bentuk pengakuan lainnya yang menunjukkan bahwa upaya dan hasil kerja mereka dihargai.
Kepemimpinan yang Inspiratif dan Mendukung: Pemimpin yang mampu memberi contoh melalui tindakan mereka sendiri, mendukung pertumbuhan dan pengembangan anggota tim, serta memberikan arahan dan motivasi. Kepemimpinan yang baik juga termasuk kemampuan untuk membuat keputusan yang adil dan transparan.
Kerja Sama dan Tim yang Solid: Mendorong kerja sama antar anggota tim dengan menumbuhkan rasa saling percaya, berbagi pengetahuan, dan bekerja menuju tujuan bersama. Budaya positif sering melibatkan pembentukan tim yang solid dengan dinamika yang mendukung kolaborasi.
Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Menghargai pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ini mencakup memberikan fleksibilitas dalam jam kerja, mendukung kebutuhan pribadi anggota tim, dan menciptakan lingkungan yang tidak membebani kesejahteraan mental dan fisik mereka.
Menerapkan lima budaya positif ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih produktif, harmonis, dan menyenangkan bagi semua anggota kelompok atau organisasi.Â
Budaya positif yang dapat dilaksanakan dalam upaya menumbuhkan selfdicipline peserta didik adalah menanamkan motivasi intrinsik pada peserta didik untuk menjadi orang yang diinginkan  dan dapat menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Salah satu budaya positif yang dapat dikembangkan dan diterapkan adalah keyakinan kelas.Â