Hidup bukan hanya berbicara tentang hati
Ketika semuanya harus dilewati dan disyukuri
Semata-mata diri yang terkadang merasa tak pasti
Saat asa hilang tanpa kendaliÂ
Kala jiwa menepi namun arahnya seperti mati,Â
Tak berujung namun tiada rasa hati
Berlalu waktu terkadang menyiratkan sembilu
Sakit diri membuat semua kelu
Tiada hakikat hidup, hanya batin terasa pilu
Mengenang jasad ini yang hanya bisa tersedu-sedu
Menjalani cerita hidup ini dengan sepi
Mencari tempat berlabuh
Wahai langit, yang menaungi kehidupan ini
Lautan luas yang mendamaikan hati saat memandangnya
Deru ombakmu terdengar seperti lagu
Yang suatu saat bisa membawa diri menuju haribaan-Mu
Diiringi dosa diri yang melekat seperti debu
Ya Rabb, semoga ada ampunan-Mu
Saratnya dosa mengelilingi diri ini
Yang suatu masa haruslah seperti petinggi
Dia akan muncul seperti pelangi
Dengan beraneka warna kehidupan yang sudah dilalui
Tanpa kata, tanpa tawa, tanpa segala
Sang Pencipta menunggu tanggungjawab kita
Tuhan, berilah waktu sejenak bagi kami
Untuk memperbaiki diri dan menemukan yang hakiki
Bahwa hidup itu indah dalam elegi
Nafas ini berguna untuk anak negeri
Sisa usia dijalani dengan hati nurani
Mencapai ketenangan dengan segala sinergi
Salam kami untuk para petinggi negeri
Semoga masa depan bisa lebih berarti
Membangun negeri ini dengan cara yang alami
Tanpa kebohongan dan kemunafikan yang semakin tinggi
Berharap diri masih bisa menjadi suci
Di tengah-tengah jaman yang membuat ngeri
Tetap yakinlah, bahwa hidup harus terus dijalani
Semangat teruslah berkobar dalam diri
Tiada lagi saling menyakiti
Tapi teruslah memberi, memberi, dan memberi
Sampai waktunya tiba, dan kita akan kembali
Berjumpa dengan Sang Pencipta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H