Memang ada pepatah mengatakan "sebab nila setitik, rusak susu sebelanga". Karena setitik kesalahan, amal dan perbuatan manusia dilupakan, dianggap tidak ada, dianggap tidak mampu, dan dianggap tidak berguna lagi. Dianggap bahwa mereka hanya butuh rasa kasian saja. Tidak seharusnya seperti itu... Allah SWT saja akan menerima taubat seorang penjahat kelas kakap sekalipun, jika memang memohon ampunan-Nya dan berusaha untuk berubah lebih baik. Tapi, kenapa manusia malah selalu melemparkan manusia lainnya yang dianggap telah melakukan kesalahan?Â
Puncak dari orang alim itu yaitu manusia yang mengerti manusia dan manusia yang memanusiakan manusia. Manusia yang bisa memperjuangkan rakyat kecil dan manusia lainnya yang membutuhkan pertolongannya, empatinya, tanpa harus selalu mengadili dan memperlakukannya lebih rendah dari dirinya. Tidak ada manusia yang sempurna dan semuanya sama di hadapan Allah SWT. Biarlah penilaian amal perbuatan selama di dunia hanyalah kewenangan Allah SWT. Jangan menjudge seseorang dengan kacamata sebagai manusia yang memiliki kekuasaan dan harta berlimpah. Hal ini hanya malah menimbulkan ketidaknyaman dan putusnya silaturahmi antar manusia. Apapun, bagaimana pun, sikap dan bahkan kesalahan seorang manusia, biarkan Allah SWT yang memberikan penilaian dan menentukan jalannya.
Semoga kita semua selalu tetap menjadi manusia yang istiqomah, sabar, ikhlas, dan tawakal... menjadi manusia yang rendah hati dan yakin bahwa diatas langit ada langit, agar tidak bertindak dan berlaku melebihi kapasitas manusia itu sendiri.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H