4 Kiat Agar Menjadi Ibu Tunggal Yang Bahagia
Di dalam berumah tangga, pasti kita pernah mengalami pasang surut kehidupan. Beberapa diantara para ibu mendapat cobaan berpisah dengan pasangan. Tak dapat dipungkiri bahwa perpisahan selalu menimbulkan kesedihan. Perpisahan apapun bentuknya, baik perceraian maupun ditinggal meninggal, akan mendatangkan kepedihan dalam hati seorang istri.Â
Kehilangan akan pasangan hidup, bisa mengakibatkan kesedihan yang mendalam, bisa mendatangkan stress bahkan depresi yang berkelanjutan bila tidak segera diupayakan penanggulangannya. Hidup terus berlanjut, namun luka juga harus disembuhkan agar dalam menjalani kehidupan selanjutnya mampu berperan maksimal sebagai ibu tunggal.
Ada 4 kiat yang bisa dilakukan para ibu agar hidupnya yang tengah sendiri bisa bahagia dan bermanfaat, khususnya untuk keluarga, yaitu:
1. Bangun hubungan yang dekat dengan Sang Pencipta.
Cobaan dan ujian dalam hidup adalah keniscayaan yang akan dirasakan oleh seluruh umat manusia. Karena itulah dalam menjalani kehidupan perlu kekuatan spiritual agar bisa menata hati dengan lebih baik. Kesabaran, keikhlasan, kekuatan jiwa adalah motivasi yang harus dibangun dalam pengelolaan emosi seorang ibu. Karena itulah mendekatkan diri kepada Sang Pencipta mutlak harus dilakukan, karena sebagai Pencipta maka Tuhan sudah memberi kita ujian yang sesuai dengan kemampuan kita dalam menyelesaikannya.Â
Hubungan yang dekat dengan Pencipta menimbulkan rasa ketenangan, karena jiwa kita senantiasa terhubung dengan Tuhan. Semakin kita aktif melakukan kegiatan spiritual dan rohani, semakin dekat hubungan kita dengan Tuhan, dan semakin besar juga rasa tenang dalam menjalani hidup kita rasakan. Maka jangan pernah untuk menjauh dari Tuhan.
2. Berdamai Dengan Keadaan
Keadaan yang kita hadapi, baik bercerai maupun ditinggalkan pasangan karena kematian, pasti menimbulkan luka dan trauma. Terkadang tanpa sadar kita menyalahkan diri sendiri, mengutuk keadaan, dan berharap tidak terjadi. Namun alih-alih membuat hati tenang, bila kita tidak ikhlas menerima takdir kita, maka hati dan pikiran menjadi sempit. Karena itulah berlapang dada, berdamai dengan keadaan yang sedang terjadi itu sangat diperlukan.Â
Semua kejadian yang terjadi pasti karena ada sebab akibat, oleh karena itu hendaklah kita duduk, berpikir dengan tenang, menelaah kejadian dengan logika, dan mengambil kesimpulan secara sadar, bahwa semua yang terjadi dan datang pada adalah sesuatu yang memang harus terjadi. Berdamai dengan keadaan membuat kita menjadi lebih sabar, yakin akan pertolongan Sang Pencipta, dan yakin akan jalan keluar yang terbaik.
3. Bangun Komunitas Baru
Ketika kita kehilangan pasangan, ada keinginan untuk menarik diri dari pergaulan. Kita merasa bersalah dan gagal dalam membangun sebuah hubungan. Namun ternyata langkah tersebut adalah salah, karena kita akan jadi lebih terpuruk dan merasa lebih sedih. Maka untuk memperbaiki keadaan, bangunlah hubungan dengan komunitas yang baru. Keluarlah dari rumah, bertemanlah yang banyak, berkumpul dengan banyak orang, akan memberi energi baru. Orang-orang baru, lingkungan baru akan membawa semangat baru. Bergabunglah dengan komunitas-komunitas yang kegiatannya positif, seperti perkumpulan ibu tunggal untuk saling mensupport secara batin, perkumpulan olahraga wanita, grup memasak, komunitas merajut, dan lain-lain.Â
Dari komunitas baru tersebut kita berharap ada pembenahan pada pola pikir, juga pada kegiatan yang sifatnya positif dan saling mensupport. Kedepannya diharapkan para ibu tunggal akan memiliki hati dan jiwa bahagia karena adanya dukungan moril dari sesama wanita.
4. Lakukan Kegiatan yang Positif dan Bermanfaat
Selain mencari komunitas baru, carilah juga kegiatan yang positif dan bermanfaat. Pergi ke suatu tempat untuk berwisata, membaca buku, berkebun, olahraga, dan berbagai kegiatan yang menyibukkan pikiran serta jiwa dapat membantu mengembalikan energi yang terserap. Dengan mengembalikan dan merecharge kembali semua suasana hati, membuat pikiran menjadi terbuka, badan menjadi sehat dan jiwa menjadi bahagia. Itulah kunci ketenangan hidup. Maka, sebagai single mom atau ibu tunggal mulailah berbenah untuk kepentingan diri sendiri, juga kepentingan anak-anak kita.Â
Dengan ibu yang bahagia dan sehat jiwa raga, akan menghasilkan anak-anak yang berjiwa mandiri, tegar, disiplin, kuat, dan bermental positif. Bukankah energi seorang ibu akan turun kepada anaknya sebanyak 3 kali lipat? Bila ibu semangat dan bahagia, maka anak-anak akan mempunyai semangat dan kebahagiaan tiga kali lipat dari ibunya. Jika ibunya bersedih terus menerus dan mengalami stress yang cukup serius, maka anak akan mengambil energi negatif itu juga 3 kali lebih banyak dari ibu.
Ayo benahi jiwa raga kita sebagai ibu tunggal agar menjadi pribadi yang bahagia, agar mampu menciptakan keluarga yang tangguh, kuat dan berbahagia juga selayaknya Sang Ibu.
 Berjuanglah terus Mom, agar luka tak menjadi duka tapi mampu melahirkan sukacita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H