Mohon tunggu...
Luqman Rohmad
Luqman Rohmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai karya tulis dan tata bahasa dalam kehidupan sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengenalan Kurikulum 2013 dalam Satuan Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar

7 Juli 2023   15:34 Diperbarui: 7 Juli 2023   15:45 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran- mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artiicial, atau pengalaman belajar dibuat-buat. Oleh Karena itu, proses pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah dasar terutama untuk kelas-kelas awal, harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhasap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar akan menunjukkan kaitan berlalu unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antara mata pelajaran akan memberikan peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning).

Pembelajaran     tematik dapat meningkatkan taraf   kecakapan berpikir peserta didik. Hal ini dapat terjadi karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab peserta didik dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu. Pembelajaran tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran (transfer of learning). Dengan pemaduan pembelajran antarmata pelajaran diharapkan penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat.

Collins and Dixon mengemukakan bahwa pembelajaran tematik (integrated learning) didasarkan pada kaidah pembelajaran yang berbasis inkuiri (inquiry learning approach). Dalam pembelajaran yang terintegrasi, peserta didik dilibatkan semenjak perencanaan, implementasi, termasuk di dalamnya eksplorasi proses dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, mereka merinci beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran tematik adalah minat peserta didik dan guru, kebutuhan peserta didik, kolaborasi antara guru dengan peserta didik, waktu yang tersedia, pengetahuan peserta didik yang terdahulu, harapan kurikulum sekolah dan masyarakat, serta ketersediaan sumber belajar.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mentautkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983: 72). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya: 

(1) peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu

(2) peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama

(3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

(4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mentautkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik

(5) peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas

(6) peserta didik mampu lebih bergairah belajar, karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain

(7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Penetapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di kelas rendah oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ini tidak lepas dari perkembangan akan konsep pembelajaran tematik. Menilik perkembangan konsep pendekatan tematik di Indonesia, pada saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah model pembelajaran tematik yang dikemukakan oleh Fogarty (1990). Model pembelajaran tematik yang dikemukakan oleh Fogarty ini berawal dari konsep pendekatan interdisipliner yang dikembangkan oleh Jacob (1989).

Jacob (1989) dan Fogarty (1991) berpendapat bahwa wujud penerapan pendekatan integratif itu bersifat rentangan (continuum). Fogarty (1991) menyatakan bahwa ada 10 model integrasi pembelajaran, yaitu model fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Model-model itu merentang dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit, mulai dari separated-subject sampai eksplorasi ketematikan antar aspek dalam satu bidang studi (model fragmented, connected, nested), model yang menerpadukan antar berbagai bidang studi (model sequenced, shared, webbed, threaded, integrated), hingga menerpadukan dalam diri pembelajar sendiri dan lintas pembelajar (model immersed dan networked).

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD/MI), terutama pada saat penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan matapelajaran.

2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya.

3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat peserta didik.

5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.

6. Tema yang dipilih hendaknya memepertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat.

7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tama tertentu, dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema ”Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi dan Matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, Bahasa, Agama dan Seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam proses pembelajaran. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaKIan rasa ingin tahu dengan pengahayatan secara alamiah tetang dunia di sekitar mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun