"Eh ... Terus Naila pulangnya gimana"
"Bukan urusanku, terserah Naila aku ikuti saja kemauannya."
Naila terdiam di balik jendela kamar Arkan dirawat, mendengarkan percakapan Dito dan Arkan.
Naila mencengkram dadanya "Dadaku sesak, apa aku bisa melakukan semua ini?" ucapnya menahan tangis.
"Arkan maaf, jika keputusanku salah. Tapi bagaimana dengan janji yang aku katakan waktu itu."
.....
Roda mobil telah berputar mengikuti arah yang selayaknya dituju. Arkan dan Dito memutuskan untuk kembali ke Jakarta tanpa membawa Naila dan hanya meninggalkan sesak di Bali.
Arkan kembali menjalankan rutinitasnya, tanpa Naila, dia berusaha tetap kuat menjalani hari.
"Hari ini kita ambil gambar dimana?"
"Di markas kita pak,?" Jawab Tedi kameramen Tim Arkan
"Oke ... Penyiarnya sudah ada?" Arkan langsung teringat pada Naila, karena Naila memiliki hobi menjadi pembawa acara,
Ia menunuduk, mengambil ranselnya seolah siap untuk menjalankan misinya hari ini.
"Sudah pak." Jawab Tedi berjalan terburu- buru mengikuti Arkan