Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) tentunya menarik dan menyenangkan, tak hanya karena pembelajarannya di luar kelas tetapi juga mulai dari aktivitas, permainan, dan gurunya yang menyenangkan. Namun di era yang cukup modern ini ternyata banyak sekali siswa yang enggan berolahraga dan memilih untuk melangsungkan pembelajaran di kelas.
Mereka memilih untuk berdiam di kelas saja karena tidak mau berkeringat dan berganti-ganti pakaian saat disekolah. Tak hanya itu mereka juga kurang tertarik dengan aktivitas fisik karena bagi mereka aktivitas olahraga hanya monoton dan terus-menerus seperti itu. Kondisi masih sering terjadi di SMA Negeri 1 Tumpang,
Tidak jarang dari mereka ditemukan saat pembelajaran PJOK berlangsung di lapangan, mereka hanya duduk-duduk dan berteduh sambil berbincang-bincang ataupun main handphone.
Meskipun begitu masih ada siswa yang suka berolahraga dan langsung memulai aktivitas saat guru olahraga belum datang. Pemandangan seperti ini tentu tak sedap dipandang, disaat mereka harusnya melakukan aktivitas olahraga yang menyenangkan sebaliknya malah enggan dan bermalas-malasan.
Kondisi seperti ini terjadi karena kurangnya motivasi olahraga pada siswa. Motivasi olahraga sangat penting, tidak hanya untuk kebutuhan penilaian mata Pelajaran PJOK tetapi juga supaya mereka melakukan olahraga ketika dirumah. SMA Negeri 1 Tumpang, sebagai lembaga pendidikan progresif bersama Mahasiswa Asistensi mengajar dari Universitas Negeri Malang dari Departemen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi mengadopsi pembelajaran berbasis permainan untuk menumbuhkan semangat dalam berolahraga kepada siswa.
Permainan yang digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai bentuk pemanasan. Hal ini menjadi salah satu solusi dikarenakan siswa sudah merasa bosan dengan pemanasan konvensional yang biasa dilakukan. Permainan merupakan suatu kegiatan yang muncul secara spontan ketika semua fungsi tubuh normal dan tidak ada gangguan psikis, atau dapat dianggap sebagai sikap mental kita, di mana pekerjaan dapat dianggap sebagai permainan atau menjadi pekerjaan yang benar-benar membosankan bagi kita” Sudah jelas bahwa permainan memiliki potensi untuk menghilangkan kebosanan atau kejenuhan dalam aktivitas.
Menggunakan permainan sebagai pemanasan tentunya membuat daya tarik terhadap siswa itu sendiri. Artinya jika diawal pembelajaran mereka diberikan stimulus yang menyenangkan tentunya untuk menggiring menuju inti pembelajaran tidak terlalu sukar. Permainan yang dipilih juga harus menyesuaikan materi ini yang akan dilakukan.
Selain itu dengan adanya permainan secara tidak langsung mereka akan berkolaborasi, bekerja sama, menjalin komunikasi, dan memecahkan masalah Bersama rekan-rekannya. Sehingga tujuan pembejaran PJOK mulai dari afektif, kognitif, dan psikomotorik tetap tercapai.
Penggunaan pemanasan permainan dalam pembelajaran PJOK memiliki banyak manfaat yang dapat mendukung perkembangan fisik, mental, dan sosial siswa. Berikut beberapa manfaat utama:
- Meningkatkan Motivasi dan Antusiasme Siswa, Permainan yang disertakan dalam sesi pemanasan dapat membuat aktivitas lebih menarik dan menyenangkan. Ini membantu meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pelajaran PJOK.
- Mengurangi Risiko Cedera, Pemanasan melalui permainan membantu mempersiapkan tubuh siswa untuk aktivitas fisik yang lebih intens. Dengan melibatkan gerakan dinamis dan beragam, otot-otot dan sendi dipanaskan secara bertahap, mengurangi risiko cedera.
- Mengembangkan Keterampilan Sosial, Permainan sering kali melibatkan kerjasama tim, komunikasi, dan interaksi sosial. Melalui aktivitas ini, siswa belajar bekerja sama, berkomunikasi dengan efektif, dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
- Meningkatkan Koordinasi dan Keterampilan Motorik, Permainan pemanasan sering kali melibatkan gerakan yang kompleks dan bervariasi, yang dapat membantu siswa meningkatkan koordinasi, keseimbangan, dan keterampilan motorik mereka.
- Mempromosikan Pembelajaran yang Aktif dan Interaktif, Pembelajaran PJOK melalui permainan menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan interaktif. Ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi juga membantu siswa memahami konsep olahraga dan kesehatan dengan cara yang lebih praktis dan aplikatif.
- Mengurangi Kecemasan dan Stres, Permainan yang menyenangkan dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres pada siswa. Ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung kesejahteraan emosional siswa.
- Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi, Sesi pemanasan yang melibatkan permainan dapat membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi siswa. Setelah aktivitas pemanasan yang menyenangkan, siswa cenderung lebih siap secara mental untuk mengikuti instruksi dan kegiatan selanjutnya dalam pelajaran PJOK.
- Membentuk Kebiasaan Hidup Aktif, Melalui kegiatan yang menarik dan menyenangkan, siswa dapat mengembangkan sikap positif terhadap aktivitas fisik. Ini berkontribusi pada pembentukan kebiasaan hidup aktif yang dapat terus mereka kembangkan di masa depan.
- Meningkatkan Kekuatan dan Ketahanan Fisik, Permainan pemanasan dapat dirancang untuk melibatkan berbagai aspek kebugaran fisik, seperti kekuatan, ketahanan, kelincahan, dan fleksibilitas. Ini membantu siswa meningkatkan kebugaran fisik mereka secara keseluruhan.
Adapun contoh Permainan Pemanasan yang dapat dilakukan pada pembelajaran PJOK:
- Tag Games (Permainan Kejar-kejaran): Membantu meningkatkan kecepatan dan ketangkasan.
- Relay Races (Balapan Estafet): Mengembangkan kerjasama tim dan koordinasi.
- Simon Says: Meningkatkan konsentrasi dan refleks.
- Obstacle Courses (Rintangan): Melatih kekuatan, keseimbangan, dan ketahanan.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, penggunaan pemanasan permainan dalam pembelajaran PJOK bukan hanya membuat pelajaran lebih menyenangkan, tetapi juga membantu mencapai tujuan pendidikan jasmani yang lebih holistik dan efektif.
Mata pelajaran PJOK memiliki sasaran pedagogis yang jelas dan terarah, karena aktivitas jasmani dianggap sebagai fondasi alami bagi manusia untuk memahami dunia dan dirinya sendiri, yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan orientasi pendidikan yang berlaku. Dengan penekanan ini, jelaslah bahwa pendidikan jasmani memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan keterampilan hidup (life skill) selama proses pendewasaan peserta didik.
Penulis:
- Muhammad Syaifullah
- Mahendra Ayuslizar Ramadhana
- Ilham Oktaviano Darmawan
- Wirayudha Pratama
- Rizqi Nur Mukhlisah
- Fitri Nur Andriani