Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Tahun 2023 dengan Segala Kejutannya

31 Desember 2023   08:18 Diperbarui: 1 Januari 2024   00:14 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kejutan yang saya dapatkan sepanjang tahun 2023-sumber gambar: Porapak Apichodilok from pexels

Akhir tahun memang waktu yang tepat untuk berefleksi sekaligus merancang resolusi. Terkait resolusi, saya tidak terbiasa membuatnya karena takut kalau itu hanya akan jadi wacana. Kalaupun terpaksa membuat, saya buat seminimal mungkin agar tidak menjadi beban bagi perjalanan hidup saya di tahun yang akan datang. 

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, 2023 tidak selalu mudah dan menyenangkan. Menjelang akhir tahun ini saja saya sempat sakit, dari terserang flu, asam lambung naik sampai jadwal menstruasi yang mundur (yang terakhir bukan karena penyakit sih). Syukurlah, Tuhan masih memberi saya kesembuhan dan kehidupan sampai detik ini. 

Secara keseluruhan, saya menyimpulkan tahun 2023 ini penuh kejutan. Memang bukan kejutan yang besar sampai membuat hidup saya berubah 180 derajat, tapi setidaknya apa yang saya alami tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya. 

Biar kata biasa saja bagi orang lain, saya berhak menganggapnya istimewa dan merayakannya dengan cara saya sendiri. Meski tidak mungkin saya sebut semua dan jelaskan secara detail (karena satu dan lain hal), izinkan saya menulis beberapa highlight tahun 2023 ini. 

Mendapat Tawaran Pekerjaan Freelance 

Awal tahun 2023, seorang teman lama menghubungi saya. Awalnya cuma basa-basi, tanya kabar, kesibukan sekarang dan sempat menyinggung tentang aktivitas kepenulisan saya di Kompasiana. Siapa sangka tahu-tahu dia menawarkan pekerjaan freelance untuk membantu tim riset sebuah media nasional yang cukup ternama dengan bayaran yang layak. 

Satu hal yang membuat saya bahagia, bukan hanya karena tawaran dan nominal uangnya, melainkan juga si teman yang mampu melihat, memberdayakan dan menghargai kemampuan saya. Tak heran kalau dulu dia pernah didapuk menjadi ketua umum salah satu organisasi kemahasiswaan di kampus kami. 

Menjadi Narasumber Kegiatan Dialog Lintas Iman 

Menjelang akhir tahun 2022, saya berpartisipasi dalam project Narativ Kompasiana yang bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI. Project waktu itu adalah saya diminta untuk menulis mengenai toleransi dalam agama Katolik (artikel dapat dibaca di sini). 

Selang beberapa bulan kemudian, tepatnya di bulan Ramadhan, Kompasianer Ruang Berbagi (Romo Bobby) menanyakan apakah saya bersedia menjadi narasumber bersama beliau dan Bhikku A.S.K Thittasaddho dalam diskusi lintas iman. Kegiatan tersebut juga bekerja sama dengan Kemenag Kota Yogyakarta. 

Jika sebelumnya saya berbagi cerita toleransi dan pengalaman beragama secara tertulis, dalam kegiatan diskusi santai itu saya berbagi pengalaman secara verbal dan tatap muka. Pengalaman berharga ini kemudian saya refleksikan dalam artikel yang ditayangkan di akun Inspirasiana (klik di sini untuk membaca). 

Menjadi Juri Lomba Opini Ulang Tahun Jakarta 

Kalau ada yang bilang bahwa di Kompasiana kita bisa merasakan relasi pertemanan yang tulus, egaliter dan suportif, saya berani bilang itu benar. Kesempatan dan pengalaman berharga selanjutnya saya dapatkan melalui Kompasianer sekaligus pendiri Komunitas Pulpen, Kopaja dan Indosiana, Y. Edward Horas S. Waktu itu saya dimintai tolong untuk menjadi juri dalam lomba menulis opini dan harapan untuk Jakarta pada ulang tahunnya yang ke-496. 

Menulis opini sudah sering, mengikuti lomba menulis opini pernah, tapi menjadi juri lomba menulis opini baru kali ini saya alami. Ternyata tidak mudah juga menilai karya orang lain dan memilih yang terbaik di antara yang baik-baik. 

Berpartisipasi dalam Project Narativ Kompasiana 

Pertama kali saya mendapat tawaran Project Narativ dari Kompasiana terjadi tahun 2021. Sejak itu sampai sekarang, Alhamdulillah minimal ada sekali dalam setahun saya mendapat kesempatan tersebut. 

Reuni dengan Sahabat (I) 

Saya itu anak yang kuper dan cupu karena gak punya circle yang luas. Namun, sekalinya punya circle pertemanan yang dekat, relasi awet sampai bertahun-tahun. Buktinya, saya punya sahabat dari masa SMP yang masih akrab sampai sekarang. 

Seiring dengan kami yang tumbuh dewasa dan punya kesibukan masing-masing, kami tidak punya banyak waktu untuk kumpul-kumpul seperti dulu. Meski begitu, komunikasi masih terjaga dan syukurlah tahun ini kami bisa reuni setelah hampir 10 tahun tidak berjumpa. 

Saya senang mengetahui mereka baik-baik saja. Saya bangga dengan pencapaian-pencapaian mereka. 

Sayang sekali, di tengah kebahagiaan bisa reuni dengan mereka, salah satu sahabat kami tidak dapat hadir. Tapi tidak apa-apa, dia sudah berada di tempat yang lebih baik (hey sis, are you happy watching us from "above", right?). 

Reuni dengan Sahabat (II) 

Acara-acara seperti pernikahan teman memang sering jadi ajang reuni dengan mantan. Mantan teman sekelas, maksudnya. 

Waktu kuliah saya punya beberapa sahabat yang sering sekelas dengan saya di tahun-tahun pertama dan kedua. Mereka adalah kawan-kawan pertama saya di masa menjadi mahasiswa akuntansi. Lama tidak berjumpa, akhirnya saya dipertemukan kembali dengan salah dua dari mereka di pernikahan teman pada akhir September lalu. 

Kami bertegur sapa dan berbincang. Yang satu datang bersama suaminya dan yang satu lagi ternyata kembali kampung halamannya setelah lulus. Di sana dia bekerja sambil merawat orangtuanya yang sudah sepuh dan sakit. 

Dia bilang dia senang bisa bertemu lagi dengan saya meski hanya sebentar. Saya juga senang dan berharap agar Tuhan memberinya kekuatan sehingga dia bisa mewujudkan baktinya sebagai seorang anak. 

Mampu Meluangkan Waktu untuk Meningkatkan Kualitas dan Merawat Diri 

Resolusi saya di awal tahun 2023 adalah saya ingin meningkatkan kemampuan atau belajar keterampilan baru. Alhamdulillah, meski godaan prokrastinasi di mana-mana, saya bisa menjalaninya perlahan-lahan. 

Selain itu, saya juga jadi lebih peduli pada perawatan diri (self-care), baik dari segi fisik, mental dan spiritual. Tentu masih banyak kekurangan dan ketidakkonsistenan di sana sini, tapi saya bangga pada diri saya yang telah berani memulai. 

Di tahun 2023, saya belajar untuk menerima bahwa pencapaian tidak melulu berupa materi, status atau title baru. Kesehatan, keluarga yang utuh, pertemanan yang tulus, pengalaman yang berkesan dan kesempatan untuk bisa mengambil jeda di tengah tuntutan duniawi yang makin lama makin kayak balapan, adalah pencapaian yang juga penting untuk disyukuri. 

Baiklah, saya sudah terlalu banyak nyerocos. Jadi, bagaimana tahun 2023 bagi teman-teman semua? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun