Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selera Musik Itu Personal, Buat Apa Diperdebatkan?

16 Maret 2023   14:40 Diperbarui: 16 Maret 2023   14:52 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mendengarkan musik-photo by cottonbro studio from pexels

Sementara penyuka musik dangdut tak jarang ditempatkan di kasta bawah karena seleranya dianggap kampungan.

Dari semua pencinta musik, yang paling menjengkelkan adalah orang-orang yang ngaku-ngaku anak indie (baca: pencinta musik indie) tapi sok edgy alias merasa paling anti mainstream dan paling keren.

Lagu-lagu atau musisi-musisi indie yang dia tahu sebenarnya cuma itu-itu saja, tapi merasa paling paham. Mereka juga suka menjelek-jelekkan selera orang lain. Seolah-olah orang yang menyukai musik-musik atau musisi-musisi yang lebih mainstream itu dangkal.

Sok indie tapi tidak paham hal yang paling dasar bahwa indie itu bukan genre musik. Indie adalah singkatan dari "independent". Dalam dunia musik, istilah ini mengacu pada label rekaman.

Jadi, yang dimaksud dengan musisi indie adalah musisi yang memproduksi karyanya secara mandiri, tanpa campur tangan label rekaman major. Mereka menulis lagu sendiri, buat album sendiri, rekaman sendiri dan mendistribusikan sendiri. Soal genre musik, tentu bermacam-macam.

Lalu, hanya karena musisi-musisi indie banyak yang mengusung aliran folk, bukan berarti semua musik indie harus seperti itu. 

Musisi dangdut sekalipun, kalau dari proses bikin lagu sampai pemasaran dan distribusi dilakukan secara mandiri, dia adalah musisi indie.

Lirik lagu yang sendu, bermakna dalam atau yang puitik dan seperti bahasa sastra, lalu diromantisasi lewat quote-quote tentang cinta, senja dan kopi yang dijadikan identitas oleh anak indie. Sungguh pemahaman dan romantisasi yang menyesatkan.

Lagipula, kenapa sih hal-hal personal seperti selera musik sampai bikin gontok-gontokan? Apa salahnya jika orang lebih suka dangdut ketimbang pop? Apakah orang yang lebih suka dengan lagu-lagu mellow dan soft harus dipaksa untuk suka dan mendengarkan lagu-lagu cadas? Apakah orang yang lebih suka mendengarkan lagu-lagu underground selalu lebih keren dari orang yang mendengarkan Top 40 Billboard Chart?

Musisi yang kamu idolakan memang akan senang ketika kamu menyukai, mengapresiasi dan membela karya-karya mereka. Tapi saya tidak yakin mereka akan tetap berterima kasih padamu jika kamu bersikap sok superior dan menghina selera musik orang atau karya musisi lain.

Ibarat di dunia KPop, yang ribut bukan sesama idol, melainkan fandom atau fans dari idol yang bersangkutan. Lha wong, musisi yang kamu idolakan juga masih mendengarkan musik dari musisi lain, bahkan yang genrenya berseberangan dengan genre musiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun