Sebagai penulis opini di Kompasiana, saya tidak ambil pusing sebetulnya apabila pemikiran saya dianggap mainstream atau medioker. Sangat mungkin kalau opini saya pernah diungkapkan oleh orang lain di suatu waktu dan tempat yang lain. Mungkin bahasa, cara dan gaya penyampaian kami saja yang berbeda, tapi intinya sama saja. Jadi, tidak ada alasan bagi saya untuk merasa superior, anti mainstream, unik dan spesial.Â
Saya memang suka mengulas topik-topik yang kurang populer dan kurang mendapat perhatian, seperti topik lingkungan dan kesetaraan gender. Namun, saya menuliskannya bukan buat gagah-gagahan sok anti manstream. Alasannya sesederhana karena saya memang suka sama topiknya dan suka mempelajarinya lebih dalam.Â
Sama ketika menulis berdasarkan topik pilihan (topil). Saya lebih suka menulis apa yang belum banyak dibahas oleh Kner lain. Misalnya, pada topil "50 Tahun Awet Muda".Â
Alih-alih menulis kiat-kiat menjaga agar wajah tampak awet muda, saya lebih memilih menulis kritik tentang obsesi anti-aging yang menyulitkan dan tidak adil bagi perempuan.Â
Alasannya bukan karena ingin terlihat anti mainstream, melainkan sudah banyak yang menulis kiat-kiat awet muda dan di internet juga mudah sekali ditemukan. Makanya, saya mau menulis yang lain tapi masih nyerempet-nyerempet topil. Udah itu aja sebenernya.Â
Kalau dibaca dan diminati ya Alhamdulillah. Kalau tidak ya sudah. Bukankah setiap tulisan akan menemukan pembacanya?Â
Menulis itu harusnya membuat bahagia. Dan yang membuat saya bahagia dalam menulis adalah ketika saya bisa menyuarakan pemikiran maupun keresahan secara jujur, bebas dan terbuka.Â
Menemukan wadah yang memberi kesempatan untuk menyuarakan pemikiran dan keresahan, tanpa lewat proses seleksi, bisa berinteraksi dan bertukar pikiran dengan Kner lain saja, rasanya sudah membuat saya bersyukur.Â
Mengejar title nomine atau juara kategori ini, itu, anu, hanya akan membuat saya stres dan tidak menikmati proses. Tidak perlu juga menulis hanya demi memuaskan ekspektasi orang lain. Selama saya tidak berbuat curang dalam menulis dan tidak menginjak-injak atau merugikan orang lain, berarti yang saya lakukan benar.Â
Dua kali masuk nominasi Best in Opinion bukan berarti saya lebih baik dari yang tidak masuk nominasi.Â