Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam acara Pelepasan Jelajah Sinyal dan Pembukaan Festival Literasi Digital Bisnis Indonesia mengungkapkan sebanyak 12.548 desa dan kelurahan belum tersentuh layanan internat (blankspot). Dari 12.548 desa dan kelurahan tersebut, ternyata tidak semuanya berada di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). (1)
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII) juga menyatakan penetrasi layanan internet di Indonesia pada 2021-2022 mencapai 77,02% atau setara 210.026.769 jiwa dari total populasi 272.682.800 penduduk. Â Itu artinya sekitar 62,66 juta penduduk Indonesia tidak terjangkau akses internet.Â
Padahal akses internet yang lancar dan cepat adalah kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan cashless society.Â
Coba bayangkan, bagaimana orang mau jual-beli online, kalau infrastruktur, jaringan dan akses internet saja tidak ada di desa tempatnya tinggal?Â
2. Membenahi kesenjangan digitalÂ
Selain masyarakat miskin, berpendidikan rendah dan yang berada di daerah 3T, kesenjangan digital juga ikut dirasakan oleh penyandang disabilitas.Â
Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2018 menunjukkan bahwa akses informasi bagi disabilitas di Indonesia dalam penggunaan telepon seluler dan laptop masih cukup rendah, yaitu 34,89%, sedangkan kelompok non disabilitas mencapai 81,61%. (2)
Jumlah ini naik sedikit di tahun 2020 menjadi 36,74%. Dengan demikian, akses internet oleh penyandang disabilitas hanya 8,50% sedangkan non disabilitas mencapai 45,46%.Â
Era digitalisasi yang lekat dengan transparansi dan keterbukaan informasi, seharusnya juga ramah terhadap berbagai kondisi penggunanya.Â
Jika kesenjangan digital tidak diatasi, ekonomi digital dan cashless society hanya akan berputar dan dinikmati oleh segelintir orang, seperti masyarakat perkotaan, kelas menengah ke atas, orang-orang berpendidikan dan kaum able bodied.Â
3. Meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakatÂ
Meski tingkat inklusi keuangan menunjukkan kenaikan, literasi keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah, yaitu hanya 38%.Â