Baiklah, saya akhiri saja ya, sesi curcolnya. Sekarang mari masuk ke inti utama, apa sih yang dibutuhkan seorang anak dari orangtua ketika ia mengalami cinta monyet?Â
1. Orangtua yang dapat menjadi sahabat dan pendengar yang baik
Jika orangtua ingin anak bersikap jujur dan terbuka perihal kisah cinta monyetnya, orangtua harus bisa memposisikan diri sebagai sahabat dan pendengar yang baik bagi anak.
Syukur kalau bapak ibu punya anak berkarakter ekstrovert yang lebih terbuka dan cenderung doyan ngomong. Tanpa dipancing terlalu banyak pun dia bisa cerita ngalor-ngidul ngetan-ngulon.
Coba kalau bapak ibu punya anak introvert kayak saya. Pendekatannya mesti ekstra hati-hati dan sabar. Salah sedikit saja, semua bisa ambyar. Boro-boro mau cerita, yang ada anak takut duluan.
2. Orangtua yang mampu memvalidasi dan menghargai perasaan anak
Jangan sekali-kali meledek anak ketika dia mengaku menyukai teman lawan jenis atau ketika ada teman lawan jenis yang menyukainya.Â
Diledek orangtua sendiri itu sakit, lho, pak, bu. Lebih sakit dari ketika ditinggal doi pas lagi sayang-sayangnya.Â
Selain didengar, anak juga butuh dihargai perasaannya.Â
Mungkin lucu ya kedengarannya, anak kecil kok ngomongin cinta-cintaan. Namun, apapun yang anak rasakan itu valid. Dan merasa tertarik pada teman lawan jenis itu tidak salah. Jadi, tidak seharusnya diremehkan atau diabaikan.Â
3. Orangtua yang dapat diajak berdiskusi secara sehat
Anak cenderung tidak suka dengan nasihat yang terdengar menggurui dan menghakimi. Mereka lebih suka kalau diajak ngobrol baik-baik atau berdiskusi secara sehat.Â