Adapun inovasi mereka yang paling fenomenal seperti padi gogo (padi yang cocok ditanam di lahan-lahan kering), okulasi singkok karet dengan singkong biasa yang menghasilkan singkok mukibat, penyerbukan bunga jagung dengan tenaga manusia agar tidak hanya mengandalkan tenaga angin, mengenalkan pembuatan pupuk organik agar tidak tergantung pada pupuk buatan pabrik dan sebagainya.Â
Ketika kita mengeluhkan betapa menyedihkannya tingkat literasi Indonesia, D.N. Aidit pada saat itu mempelopori gerakan literasi buku dan koran masuk desa.Â
Dari proses produksi, penerjemahan sampai distribusi bacaan ke desa-desa dilakukan melalui hierarki partai.Â
Melalui buku-buku yang tidak terlalu tebal itu (ada aturan bahwa buku-buku yang masuk ke desa-desa tebalnya tidak boleh lebih dari 50 halaman dan harganya harus terjangkau), masyarakat desa bisa berkenalan dengan Marxisme, realisme kontemporer, teknologi tepat guna, bibit-bibit tanaman pertanian, tanah dan agraria dan sebagainya.Â
Aidit percaya bahwa media punya kekuatan untuk mencerdaskan rakyat hingga ke lapisan terbawah. Oleh karena itu, gerakan literasi ini mampu menjangkau hingga ke seluruh sendi kebudayaan dan masyarakat, dari anak-anak, perempuan, masyarakat desa, buruh tani, mahasiswa dan lain-lainnya.
Fakta-fakta sejarah seperti ini memang hampir tidak pernah kita dapatkan di sekolah. Makanya, pemahaman kita soal PKI dan segala sesuatu yang ke-kiri-kiri-an minim sekali. Tahunya adalah mereka itu komunis, tidak beradab, kejam, merongrong Pancasila, anti agama dan ketuhanan.Â
Nyatanya, mereka tak seburuk itu. Tentu masih banyak lagi contoh lain selain tiga yang saya sebut di atas dan tidak mungkin saya tulis semua di sini.Â
Tapi, kalau Anda tertarik ingin tahu lebih banyak mengenai pemikiran, sikap dan kontribusi tokoh-tokoh kiri lainnya, Anda bisa menyimak kanal YouTube mojokdotco Jasmerah, khususnya yang dibawakan oleh Muhiddin M. Dahlan, penulis sekaligus empunya Warung Arsip.Â
Nah, untuk tudingan yang terakhir, saya pikir juga kurang tepat. Â
Bukan hanya karena komunisme dan atheisme itu berbeda konteks. Sebab, ada lho, tokoh PKI, seorang komunis tapi juga pemeluk agama yang taat. Pengagum Nabi Muhammad Saw sekaligus Karl Marx. Namanya Haji Misbach alias sang Haji Merah.Â