Dengan segala kesulitan yang menimpanya itulah, ia tidak ingin anak-anaknya mengalami hal yang sama sehingga timbul pikiran bahwa kematian lebih baik bagi mereka.
Penutup
Artikel ini ditulis bukan untuk membenarkan tindak pembunuhan pada anak, melainkan untuk memberi sudut pandang lain yang selama ini jarang dibicarakan.
Seperti pada kasus Ibu Kanti di Brebes, kita jadi belajar bahwa trauma masa kecil akibat perlakuan orangtua atau orang dewasa di sekitarnya ternyata bisa terbawa sampai dewasa dan dilampiaskan kembali pada anak. Apalagi jika ia memiliki pasangan yang sama toksiknya dengan orangtuanya dan terjebak pada kondisi sosial-ekonomi yang buruk, seperti kemiskinan dan pengangguran. Ibarat api kecil disiram bensin.
Beban fisik dan psikis yang ditanggung seorang ibu, sejak hamil hingga melahirkan sudah berat. Mengurus anak, rumah tangga, pekerjaan (jika bekerja), bukan pula hal yang mudah.
Tanpa support system yang baik, kelelahan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada kesehatan fisik maupun mentalnya. Jika itu yang terjadi, siapa lagi pihak yang paling rentan jadi sasaran kekerasan bahkan pembunuhan kalau bukan anak sendiri?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H