Biaya produksi yang tinggi, harga yang tidak kompetitif dan keuntungan yang kecil, membuat petani kurang tertarik menanam kedelai.
Dibandingkan dengan tanaman pangan lain, seperti padi dan jagung, nilai keuntungan pertanian kedelai hanya sekitar Rp 1,2 juta per musim tanam per hektar. Angka ini lebih kecil dari nilai keuntungan pertanian jagung yang mencapai sekitar Rp 4,1 juta per musim tanam per hektar dan Rp 4,9 juta per musim tanam per hektar untuk padi sawah. Alhasil, kedelai hanya diposisikan sebagai tanaman selingan setelah tanaman utama, seperti padi, jagung, tebu, tembakau, bawang merah dan lain-lain.
Penutup
Sebagai salah satu negara dengan konsumsi kedelai terbesar di dunia, pemerintah perlu memikirkan langkah-langkah untuk mencapai swasembada kedelai. Hal ini diperlukan agar produktivitas kedelai lokal dapat bersaing dengan kedelai impor dan mampu memenuhi kebutuhan kedelai nasional.
Selain itu, perlu diperkenalkan juga alternatif bahan baku lain selain kedelai (terutama kedelai kuning) untuk pembuatan tahu atau tempe, seperti kacang koro, edamame dan sebagainya. Bahkan kedelai hitam yang kini lebih populer sebagai bahan baku pembuatan kecap pun bisa dijadikan alternatif yang baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI