Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurikulum Merdeka dan Penghapusan Stereotipe Siswa Jurusan IPA dan IPS

18 Februari 2022   17:24 Diperbarui: 18 Februari 2022   18:54 3681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa melakukan praktik analisis kimia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 13, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021) (KOMPAS.com/AGIE PERMADI)

Jumlah kelas IPS hanya ada 3 dan tidak ada program penjurusan bahasa di SMA saya. SMA lain malah ada yang hanya punya 1 kelas IPS.

Entah mengapa bisa begitu.

Apa karena tidak banyak siswa yang berminat terhadap ilmu-ilmu sosial? Apakah kelas itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang gagal masuk IPA? Apa memang sudah kebiasaan dari zaman baheula seperti itu?

Apa pun alasannya, yang jelas hal tersebut cukup sukses menciptakan kesan bahwa anak IPS adalah anak buangan.

Saya ingat juga ketika SMA, orangtua pernah menyarankan agar saya masuk IPA saja agar bisa punya lebih banyak opsi jurusan dan kesempatan saat akan mendaftar kuliah kelak. 

Dengan kata lain, anak IPA bisa memilih jurusan atau prodi soshum ketika kuliah. Namun, hal ini tidak berlaku bagi anak IPS sehingga pilihan yang mereka miliki lebih terbatas.

Bahkan ada jurusan tertentu yang lebih banyak diisi oleh anak IPA (padahal termasuk jurusan soshum), seperti jurusan-jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

ilustrasi kurikulum merdeka-gambar diunduh dari kabarbanten.pikiran-rakyat.com
ilustrasi kurikulum merdeka-gambar diunduh dari kabarbanten.pikiran-rakyat.com

Saya juga sering dengar kalau mahasiswa FEB yang dulunya anak IPA saat SMA, meski awalnya agak kesulitan dalam memahami materi kuliah tetapi lebih cepat lulus daripada mereka yang dari jurusan IPS karena kemampuan dan logika matematikanya lebih canggih.

Entah ini benar atau mitos belaka, nyatanya teman-teman kuliah saya di FEB yang waktu SMA anak IPS tidak kalah pintar dengan teman-teman yang jebolan jurusan IPA. Malah ada yang bisa lulus lebih cepat dengan predikat summa cumlaude pula.

Menghargai Keberagaman Minat dan Bakat Anak

Satu hal yang-menurut saya-turut memicu munculnya stereotipe terhadap siswa jurusan IPA dan IPS adalah ketidakmampuan kita dalam menghargai keberagaman minat dan bakat anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun