Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Konflik Desa Wadas dalam Kacamata Ekofeminisme

15 Februari 2022   05:36 Diperbarui: 16 Februari 2022   03:46 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga beraktivitas di sekitar rumahnya di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). (ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH)

Dengan demikian, kerusakan alam juga dapat mengganggu fungsi pemeliharaan perempuan dalam rumah tangga.

Penambangan batu andesit di Desa Wadas berpotensi menyebabkan para perempuan tidak bisa memanfaatkan kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhannya karena alam telah dirusak. 

Mereka terancam tidak lagi bisa membuat gula merah, besek, menyadap karet, kehilangan sumber air bersih, buah kemukus untuk obat setelah melahirkan dan sebagainya. 

Hal ini tentu dapat menyebabkan penurunan hasil produksi pertanian dan mengganggu ketahanan ekonomi rumah tangga mereka. Pengelolaan keuangan rumah tangga juga menjadi lebih sulit karena menurunnya pendapatan.

Kekayaan alam ditambah dengan pengetahuan lokal (local wisdom) para perempuan Desa Wadas membuat mereka tidak perlu pergi jauh meninggalkan keluarga untuk mencari nafkah. Dengan mengelola sumber daya yang ada, mereka sudah bisa hidup mandiri dan sejahtera secara ekonomi di desa tersebut.

Riset yang dilakukan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta menyebutkan bahwa rata-rata hasil pertanian yang diperoleh oleh warga Desa Wadas bisa mencapai Rp 4 juta-Rp 5 juta per bulan. Angka ini jauh di atas UMK Kabupaten Purworejo yang hanya Rp 1.905.400.

Penutup

Perlawanan perempuan Desa Wadas atas penambangan batu andesit di wilayah tersebut menunjukkan bahwa peran perempuan tidak terbatas hanya di ranah domestik. 

Pengalaman dan pengetahuan yang bersumber dari interaksi mereka dengan alam sekitar, menjelma menjadi narasi-narasi perlawanan ketika alam yang telah memberikan mereka berbagai kebaikan dirusak oleh pihak lain.

Rusaknya alam akan berdampak pada hilangnya mata pencaharian warga dan berpotensi mengganggu ketahanan ekonomi rumah tangga mereka.

Keresahan yang mereka suarakan bukan hanya penolakan atau ketidaksetujuan atas aktivitas penambangan di desanya, melainkan sebuah pesan bahwa manusia seharusnya mampu hidup berdampingan dengan alam. 

Ketika seseorang memperlakukan alam sebagai objek, yang terjadi adalah eksploitasi tanpa mempertimbangkan dampak sosial, budaya, ekonomi, dan ekologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun