Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Empat Pelajaran Berharga yang Saya Dapatkan dari Berorganisasi

22 Desember 2021   10:03 Diperbarui: 23 Desember 2021   02:35 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa sedang rapat organisasi. Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

Ada stigma yang melekat pada anak organisasi, seperti jarang masuk kelas, sukanya ikut demo, kuliahnya keteteran dan IPK nya jelek. Masa sih? 

Sebagai seorang yang sejak kecil terbiasa aktif di berbagai kegiatan di luar sekolah, ketika kuliah pun saya tentu tidak mau kalau cuma jadi mahasiswa kupu-kupu (kuiiah pulang kuliah pulang). Ya, minimal saya bisalah ikut dan berkontribusi di satu organisasi.

Bagi saya itu lebih baik daripada ikut banyak organisasi tapi tidak fokus dan maksimal (baik di organisasinya maupun kuliah). Tapi saya juga tidak menyalahkan teman-teman yang bisa ikut banyak organisasi dan tetap bekerja secara maksimal serta masih bisa mengamankan nilai akademiknya.

Ada banyak organisasi di kampus yang bisa kita ikuti, baik di tingkat fakultas maupun universitas, seperti BEM, himpunan mahasiswa, organisasi keagamaan, pers mahasiswa, kelompok studi dan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kita bebas memilih organisasi apa yang sesuai dengan minat kita.

Waktu masih jadi mahasiswa saya pernah mengikuti dua organisasi, yaitu BEM Fakultas Ekonomi dan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI). Di KSEI lah saya diamanahi sebagai pengurus harian Divisi Penelitian dan Pengembangan Wawasan Intelektual (PPWI). 

Meskipun melelahkan, saya senang menjalaninya. Bukan hanya karena sesuai dengan minat saya melainkan juga faktor internal organisasi yang positif, solid dan sudah seperti keluarga sendiri. Sampai sekarang pun saya masih menjalin komunikasi dan silaturahim dengan mereka.

Selain itu, dengan berorganisasi saya bisa belajar banyak hal yang tidak diperoleh di dalam kelas. Berdasarkan pengalaman pribadi, berikut hal-hal yang saya pelajari selama berorganisasi.

1. Kedisiplinan dan manajemen waktu

Menyeimbangkan antara kuliah dan organisasi memang gampang-gampang susah. Apalagi dengan posisi saya sebagai pengurus yang tentu punya tanggung jawab lebih banyak daripada anggota.

ilustrasi rapat organisasi-photo by Anna Shvets from pexels
ilustrasi rapat organisasi-photo by Anna Shvets from pexels

Sering pulang malam karena rapat atau kegiatan, ditambah jarak rumah dan kampus yang jauh (kurleb 17 km), weekend pun kadang tidak rumah, sementara tugas menumpuk dan ada ujian, adalah tantangan tersendiri bagi saya dalam mengatur waktu.

Namun itu bukan alasan untuk mengabaikan kuliah. 

Jika ada rapat atau kegiatan lainnya, saya biasa memanfaatkan waktu untuk belajar ketika sedang menunggu rapat atau kegiatan dimulai. 

Oiya, kalau mau lebih enak lagi, bisa juga belajar kelompok. Saya sering melakukannya, terutama ketika saya tidak paham dengan materi kuliah atau sebaliknya, saya yang dimintai tolong untuk menjadi tutor oleh teman-teman. 

2. Administrasi dan komunikasi

Di organisasi, saya belajar mengenai surat-menyurat ke berbagai pihak, membuat proposal, laporan pertanggungjawaban, RAB kegiatan, Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) dan sebagainya. Termasuk pula belajar menghadapi birokrasi kampus.

Karena saya menjadi penanggung jawab proker kuliah umum, saya harus berkoordinasi tidak hanya kepada rekan-rekan satu divisi, tapi juga pembicara yang dijadwalkan untuk menyampaikan materi. Pembicara bisa dari mahasiswa senior, alumni, dosen atau eksternal kampus. 

Belum lagi bila ada kendala, seperti pembicara tidak dapat hadir pada waktu yang ditentukan, masalah peminjaman ruang dan perlengkapan dan lain-lain, tentu harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait agar kegiatan bisa berjalan lancar.

3. Leadership skills

Karena organisasi berisikan orang-orang yang berbeda pemikiran dan karakter, konflik atau masalah pasti ada. Dalam menjalankan proker yang menjadi tanggung jawab masing-masing juga sering terkendala oleh banyak hal. 

Melalui organisasi lah saya belajar menghadapi dan menyelesaikan masalah serta membuat keputusan secara bijak.

Bahkan ketika ada perubahan signifikan dalam tubuh organisasi pun, saya juga harus belajar untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan itu. Karena seorang pemimpin harus mau dan terus belajar agar tidak tergilas oleh perubahan.

4. Berpikir dan berargumen secara kritis

"Riset dan kajian adalah ruh dari kelompok studi. Tanpa itu, organisasi ini mati."

Begitulah pesan salah seorang senior kami dalam suatu kesempatan.

Sebagai anak kelompok studi, kebiasaan berpikir dan berargumen secara kritis telah dilatih melalui forum diskusi maupun tulisan-tulisan. Kadang diskusi bisa terjadi di grup percakapan yang tidak kalah ramai dengan diskusi secara tatap muka. 

Namun sesengit apa pun kami beradu argumen, kami tetap berteman baik dan saling menghargai perbedaan pendapat. 

Berorganisasi memang bermanfaat, terutama untuk mengasah soft skill. Tentu saja jika niatmu dalam berorganisasi benar.

Artinya, kamu memang punya alasan yang jelas mengapa kamu mau bergabung di suatu organisasi. Bukan karena ikutan teman, pengen jadi anak hits atau modusin gebetan.

Kalau niatmu baik, kamu pasti bisa fokus menjalankan amanah dan berkontribusi di organisasi tempatmu bergabung.

Bagaimana menurutmu? Organisasi atau UKM apa yang pernah kamu ikuti semasa kuliah? Apa yang kamu dapatkan darinya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun