Anda bisa tuliskan apa saja yang termasuk dalam ketiganya, berapa jumlah uang yang ingin dikumpulkan, berapa yang harus disisihkan per bulan dan kapan akan dipenuhi.
Misalnya, untuk rencana jangka pendek, yaitu liburan ke luar kota. Anda bisa tentukan destinasi, akomodasi dan printilan printilan lainnya agar diperoleh estimasi biaya yang dibutuhkan.Â
Dengan demikian Anda bisa menentukan berapa yang harus ditabung setiap bulan agar dapat mencapai target. Cara ini juga berlaku untuk rencana dan tujuan keuangan lainnya.
Alternatif lain dalam menyusun rencana keuangan bulanan juga bisa dikelompokkan berdasarkan jenis kebutuhan, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Kedua, menunda perencanaan keuangan
Apa yang membuat seseorang menunda perencanaan keuangan? Malas? Tidak tahu caranya? Tidak punya uang sehingga bingung apa yang mau direncanakan?
Kalau alasannya yang terakhir, okelah, kita maklumi saja.
Untuk beberapa hal (biasanya rencana keuangan jangka panjang), seperti dana pensiun, orang seringkali menunda merencanakannya. Alasan masih muda, pensiun masih lama, sudah ada program pensiun dari kantor, membuat perencanaan untuk dana pensiun dianggap tidak penting.
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hidup kita esok. Bagaimana kalau karena suatu hal kita harus pensiun dini? Bagaimana kalau uang pensiun yang kita terima ternyata tidak cukup untuk men-cover kebutuhan bulanan?
Kesadaran masyarakat akan pentingnya dana pensiun terbilang masih rendah. Hanya 2% masyarakat yang dapat menikmati masa pensiun dengan kondisi finansial yang cukup. Hal inilah yang berpotensi menciptakan generasi sandwich, di mana generasi yang lebih tua (orang tua, mertua) bergantung secara finansial kepada generasi yang lebih muda (anak, menantu).
Bagaimana? Masih mau menunda merencanakan dana pensiun?
Ketiga, tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan