Suata ketika saya dan seorang teman sekelas lainnya sempat menemukan postingan status Facebook Dea yang membuat perasaan kami campur aduk. Ia tampak begitu stres, hancur dan menyesal.
Selang beberapa hari kemudian tersiar kabar kalau Dea tidak akan kembali lagi ke sekolah ini karena hamil di luar nikah.
Dea juga cerita kalau akibat kejadian ini, ia dan pacarnya sempat dinikahkan namun hanya akad nikah (ya iyalah). Tapi mirisnya, si pacar yang kemudian jadi suaminya ini tidak bertanggung jawab dalam menafkahi Dea dan anaknya.
Sebagai teman, saya sedih dan prihatin mendengarnya. Tapi saya tidak ingin menghakimi meski saya tahu apa yang Dea lakukan juga salah. Saya juga tidak ingin mengorek detail cerita dari Dea karena saya tahu ia butuh waktu untuk berdamai dengan dirinya.
Lalu, apa yang bisa kita petik sebagai pelajaran dari kisah di atas?
Dea bukanlah satu-satunya remaja perempuan yang mengalami hal tersebut. Sebagian besar remaja perempuan yang hamil di luar nikah terpaksa harus keluar dan berhenti sekolah sehingga ia terancam kehilangan haknya untuk berpendidikan. Ia juga akan disalahkan dan dianggap sebagai "aib" oleh masyarakat bahkan keluarga sendiri.
Padahal laki-laki yang menghamili juga salah karena telah "merusak" anak gadis orang. Tapi anehnya mereka tidak harus menanggung beban moral dan sosial seberat perempuan.
Seandainya ada temanmu yang curhat bahwa ia hamil di luar nikah, maka yang perlu kamu lakukan adalah menjadi support system yang baik baginya. Bagaimana caranya?
Pertama, please banget jangan terlalu kepo
Hanya karena kalian dekat atau bersahabat, bukan berarti kamu bisa memaksanya untuk menceritakan semuanya. Bisa jadi ia masih syok dan bingung sehingga belum siap untuk cerita banyak-banyak ke kamu.
Apabila suatu saat ia merasa lebih siap untuk bercerita, dengarkan dengan empati. Terlepas dari apakah temanmu itu hamil di luar nikah karena jadi korban pemerkosaan atau pacaran kebablasan, jangan menghakiminya. Alih-alih menghakimi, hargai kejujuran dan keberaniannya dalam mengakui kondisinya. Nggak gampang lho, mengakui hal seperti ini ke orang lain.