Expressive writing atau menulis ekspresif sering dijadikan terapi bagi pengidap gangguan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan dan lain-lain. Namun tidak ada salahnya jika kita melakukannya sebagai pelarian sejenak dari masalah atau rutinitas utama agar tidak stres.
Tidak perlu pusing memikirkan EYD maupun PUEBI dalam menulis ekspresif. Karena dalam menulis ekspresif kita hanya perlu menuangkan pengalaman-pengalaman pribadi dan emosi yang dirasakan sebebas-bebasnya sampai kita merasa lega.
Keempat, perencanaan yang jelas
Anda tidak bisa terus-menerus menghindar atau melarikan diri dari masalah dan kenyataan hidup. Karena eskapisme bukan alasan untuk lalai dari tanggung jawab menghadapi dan menyelesaikan masalah.
Eskapisme hanyalah masa istirahat agar Anda tidak kelelahan dan jatuh sakit (baik fisik maupun psikis). Oleh karena itu, Anda harus tahu apa yang akan dilakukan setelah masa istirahat ini berakhir.
Bila perlu, tuliskan saja rencana-rencana Anda secara jelas dan rinci. Rencana-rencana yang dituliskan akan menjadi pengingat dan memudahkan Anda dalam melakukan monitoring dan evaluasi diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H