Eskapisme positif adalah jenis eskapisme yang dapat membuat suasana hati membaik dan mendatangkan manfaat jika dilakukan dengan benar.Â
Contoh eskapisme positif antara lain membaca buku, menonton film, mendengarkan musik, bermain game, traveling, meditasi, tidur dan melakukan hobi atau hal-hal menyenangkan lainnya.
Eskapisme positif inilah yang---dalam ukuran berimbang---baik untuk menjaga kesehatan mental dan mampu menyelamatkan masa depan.
Sedangkan eskapisme negatif adalah jenis eskapisme yang hanya memberikan kesenangan di awal namun mendatangkan masalah baru yang lebih pelik di akhir.Â
Misalnya ketika sedang stres, kita melampiaskannya dengan makan. Itu boleh-boleh saja dilakukan. Tapi kalau kita makan berlebihan kemudian makan makanan yang tidak sehat, kita berisiko menderita obesitas. Obesitas sendiri nantinya akan memicu penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya, misalnya jantung dan stroke.
Ada lagi yang kalau sedang stres pelariannya adalah belanja.Â
Hal tersebut juga sah-sah saja dilakukan. Tapi ketika kebiasaan belanja ini berkembang menjadi impulsive buying atau membelanjakan uang tanpa perencanaan, barang yang dibeli juga tidak penting-penting amat.
Tentu itu bisa membahayakan keuangan kita. Tidak punya tabungan dan investasi sampai terlilit utang. Bahkan saking parahnya, bisa-bisa untuk beli kebutuhan sehari-hari saja pakai kartu kredit. Sama aja utang kan?
Mengapa Eskapisme Penting?
Ketika masalah datang bertubi-tubi dan kian rumit, kita akan lelah secara fisik dan mental. Kondisi tersebut membuat kita lebih sulit untuk berpikir jernih.Â
Jika dipaksakan, kita hanya akan membuat keputusan yang dapat menghancurkan diri sendiri. Padahal untuk membuat keputusan yang tepat (apalagi yang menyangkut kepentingan orang banyak) tidak seharusnya dilakukan dalam kondisi fisik dan psikis yang tidak stabil.
Oleh karena itu, eskapisme atau lari (sejenak) dari masalah dapat menjadi pilihan yang baik dan recommended.Â