Apa yang kamu rasakan ketika bangun tidur di pagi hari? Merasa bersemangat dan siap menjalani hari baru? Atau merasa tidak bersemangat bahkan bosan menjalani rutinitas?
Bagi kamu yang bekerja kantoran, sebagian besar waktumu dari Senin sampai Jumat akan dihabiskan untuk urusan pekerjaan.
Dengan jam kerja yang sama selama lima hari kerja, yaitu 9 to 5 atau ada juga yang 8 to 4. Kalau kamu hidup di kota besar, seperti Jakarta, yang macetnya naudzubillah, pergi pagi pulang malam adalah makananmu sehari-hari.
Pulang kantor biasanya sudah lelah dan inginnya segera istirahat. Besok pagi kamu akan mengulangi aktivitas dan rutinitas yang sama. Di akhir pekan, Sabtu dan Minggu lah kamu punya waktu untuk bersantai.
Begitu terus yang kamu lakukan sehari-hari, hingga suatu saat timbul rasa bosan dan kosong tanpa makna sehingga kamu bertanya-tanya, "kok hidupku gini-gini aja ya?"
Kalau kamu pernah atau sedang mengalami hal ini, coba cek lagi apa ikigaimu?
Tapi, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, tahukah kamu apa arti kata "ikigai"?
Mengenal Konsep Ikigai
Dalam sebuah penelitian pada 2001 mengenai Ikigai---penulis, psikolog klinis dan guru besar Toyo Eiwa University---Akihiro Hasegawa, menempatkan kata "ikigai" sebagai bagian dari bahasa sehari-hari di Jepang.Â
Secara harfiah. Ikigai () terdiri dari dua kata, yaitu "iki" yang berarti kehidupan dan "gai" yang berarti nilai.
Menurut Hasegawa, asal mula kata ikigai telah dikenal sejak periode Heian (794-1185), di mana kata "gai" berasal dari kata "kai" (bermakna "tempurung kerang dalam bahasa Jepang) yang dianggap sangat bernilai. Dari situlah kata "ikigai" diartikan sebagai "nilai kehidupan".