Inilah yang menunjukkan bahwa manusia dengan sisi adaptifnya merupakan makhluk generalis, namun mampu menspesialisasikan dirinya ke dalam kondisi tertentu dengan berkoloni dan membangun peradaban, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian populasi Homo sapiens di lingkungan tertentu.
Dalam perkembangannya di zaman modern, konsep menjadi generalis sekaligus spesialis ini tidak hanya relevan dalam bidang arkeologi dan sejarah, tetapi juga bisa diaplikasikan dalam hal pengembangan diri, pendidikan, dan karir.
Apakah dengan menjadi generalis sekaligus spesialis akan mengaburkan penjenamaan diri?
Tidak.
Banyak tokoh terkemuka dunia yang merupakan seorang generalis sekaligus spesialis. Namun mereka tetap sukses membranding diri dan dikenal sebagai pakar di bidang tertentu dari sekian banyak keahlian atau pengetahuan yang mereka kuasai.Â
Leonardo Da Vinci, selama ini kita kenal sebagai seorang pelukis. Namun ia juga memiliki ketertarikan dalam bidang matematika, anatomi, arsitektur, optik dan teknik sipil. Ia bahkan pernah membuat konsep dan desain alat tempur militer, seperti tank, senapan mesin dan mesin terbang.
Ibnu Sina mendalami filsafat, ilmu kedokteran dan astronomi secara bersamaan. Namun dunia mengenalnya sebagai Bapak Kedokteran Modern dan karyanya yang paling terkenal, al-Qanun fi at-Tibb, menjadi rujukan utama dalam bidang kedokteran selama berabad-abad.
Jalaluddin Rumi, penyair sufi yang agung, semasa mudanya mempelajari berbagai bidang keilmuan, seperti tata bahasa Arab, ilmu administrasi, ulum Al-Quran, ilmu mantiq, filsafat, astronomi dan sebagainya.
Dari dalam negeri, kita mengenal sosok Y.B. Mangunwijaya atau yang populer dengan panggilan Romo Mangun, seorang rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis sosial dan pembela wong cilik.Â
Walaupun beliau dikenal melalui novelnya yang berjudul Burung-Burung Manyar, dan sejumlah novel serta esai yang tersebar di berbagai surat kabar, beliau juga dikenal sebagai seorang arsitek. Namanya tercatat dalam daftar 10 arsitek Indonesia terbaik bahkan disebut sebagai Bapak Arsitektur Modern Indonesia.