Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Diderot Effect, Candu dan Ancaman Bagi Kesehatan Finansial Kita

4 Juni 2021   14:44 Diperbarui: 4 Juni 2021   16:30 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
contoh penerapan "buy one give one" yang dilakukan oleh perusahaan TOMS Shoes | sumber gambar : causemarketing.com

Padahal Anda punya banyak asesoris yang masih bagus dan tetap layak serta serasi digunakan bersama dengan baju baru tersebut.

Dengan demikian, Diderot Effect bisa dikatakan sebagai keputusan pembelian secara reaktif yang sebenarnya tidak diperlukan. Namun kepemilikan barang baru tersebut tidak membuat orang puas sehingga ia akan terus-menerus belanja barang baru.

Perasaan selalu membutuhkan barang baru agar merasa puas dan bahagia inilah yang oleh James Clear, seorang psikolog perilaku, disebut sebagai spiraling consumption atau snowball effect. Dan perilaku boros tersebut adalah gambaran perilaku dan pola konsumsi sebagian besar masyarakat modern saat ini.

Lalu, mengapa orang-orang senang membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan? Bukankah itu hanya membuang-buang uang dan membuat barang menumpuk di rumah?

Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh kuat pada sehingga seseorang gemar menghabiskan uangnya untuk membeli sesuatu yang tidak penting.

Hidup di zaman yang materialistis menekankan bahwa kepemilikan atas suatu benda atau materi menjadi sangat penting. Semakin banyak materi yang bisa Anda miliki, Anda akan lebih mudah diterima dalam circle mana pun.

Karena suatu barang yang dimiliki biasanya punya cerita tertentu yang dapat diceritakan pada orang lain sehingga bisa meningkatkan kebanggaan dalam diri pemiliknya.

Misalnya, Anda punya jam tangan mewah. Jam tangan itu pastilah punya cerita yang dapat Anda bagikan, seperti beli di mana, berapa harganya, edisi terbatas atau bukan dan hal-hal lain yang sekiranya dapat Anda pamerkan.

Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan pasangan. Biasa dilakukan oleh laki-laki, baik yang masih lajang atau yang sudah menikah tapi masih suka lirik sana sini (buaya detected), untuk menarik perhatian perempuan pujaannya.

Dan memang ada beberapa perempuan yang mudah silau pada apa yang dikenakan dan dikendarai oleh laki-laki. Maka, selain penampilan yang harus selalu terlihat oke, kendaraan juga perlu dipoles. Bahkan kalau perlu seringlah gonta-ganti mobil.

Tapi yang paling aneh adalah mereka yang gemar belanja ini itu hanya untuk membuat kagum orang-orang yang sebetulnya tidak dikenal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun