Tapi bagi mereka yang jadi omongan, hal tersebut membuat mereka tidak nyaman.
Di sekolah atau di kantor, menjadi omongan dari teman sekelas atau rekan kerja bisa membuat kita insecure.
Hal ini bisa juga mempengaruhi prestasi belajar atau kinerja seseorang.
Kalau yang sudah parah, bisa membuat tidak betah akhirnya terpikir untuk pindah kerja.
Kebiasaan bergosip memang sering dilekatkan pada perempuan. Lalu, apakah laki-laki tidak bergosip?
Hasil studi mengenai gosip melalui ponsel yang dilakukan oleh Social Issues Research Center di Inggris menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama suka bergosip.
Hanya saja perempuan meluangkan lebih banyak waktunya untuk bergosip dibanding laki-laki.
Perempuan menggunakan 67% waktu mereka untuk bergosip. Sementara laki-laki hanya menggunakan 55%.
Temuan lainnya juga mengungkapkan bahwa perempuan lebih mudah mengaku kalau mereka sedang bergosip daripada laki-laki.
Laki-laki kalau ditanya apakah ia sedang bergosip atau tidak, suka ngeles bilang kalau mereka hanya berbincang-bincang dengan teman.
Penelitian lain oleh Adam C. Davis dari University of Ottawa, Kanada, mengungkapkan topik pembicaraan yang disukai perempuan saat bergosip adalah tentang penampilan fisik dan kehidupan sosial orang lain. Sementara laki-laki lebih senang berbicara tentang prestasi, kekayaan dan kekuatan fisik.