Namun, tetap bertahan sampai lulus pun ternyata tidak buruk-buruk amat.
Saya dulu pengen banget masuk Fakultas Kedokteran UGM. Alasan utamanya, karena waktu SMA saya dari jurusan IPA. Alasan kedua, karena di antara semua mata pelajaran jurusan, nilai biologi saya paling bagus. Ketiga, saya mantan anak OSN (Olimpiade Sains Nasional) biologi (walaupun nggak sampai jadi juara nasional).
Jadi, saya cukup percaya diri bisa keterima. Atau minimal bisa lah keterima di jurusan-jurusan yang lebih dominan ilmu biologinya. Songong banget kan?
Tapi nyatanya saya gagal. Akhirnya saya diterima di PTS. Di jurusan yang justru tidak pernah terpikirkan sebelumnya : akuntansi.
Apakah saya merasa salah jurusan? Jelas!
Pertama kali belajar akuntansi pengantar mau nangis rasanya. Nggak ngerti apa-apa. Istilahnya asing semua. Mana text book nya bahasa Inggris semua pula.
Apakah saya menyesal? Tidak juga.
Kenapa?Â
Karena saya menerapkan prinsip bahwa tidak ada yang sia-sia dari mempelajari suatu ilmu. Walaupun ilmu IPA saya ternyata tidak dipakai di perkuliahan, anggap saja apa yang sudah dipelajari sebagai tambahan kekayaan ilmu dan wawasan bagi diri saya.Â
Lalu, daripada kalian galau terus gara-gara merasa salah jurusan, mending alihkan kegalauan itu dengan mempelajari hal-hal yang kalian suka.
Misalnya, kalian suka desain grafis, tapi tidak direstui oleh orangtua masuk FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain). Malah disuruh masuk jurusan lain yang tidak disenangi. Mau menolak, tapi takut dimarahi.