Perfeksionisme bisa timbul karena faktor internal, seperti keinginan untuk menghindari kegagalan atau penilaian negatif, maupun faktor eskternal, seperti persaingan di dunia akademis atau kerja, tekanan sosial, dan sebagainya.Â
Media sosial pun kini ditengarai sebagai penyebab generasi muda menjadi lebih perfeksionis dibanding generasi yang lebih tua.Â
Postingan-postingan tentang definisi kesuksesan dan hidup ideal yang kerap mereka lihat, secara tidak langsung memicu mereka untuk mengamini hal tersebut. Artinya, kalau hidupnya tidak seperti yang biasa ditampilkan orang-orang di media sosial, berarti hidupnya tidak sempurna. Tidak ideal.Â
Lalu, sebenarnya, kenapa sih orang bisa jadi perfeksionis?Â
1. Mereka menganggap bahwa kesempurnaan adalah cara untuk mendapatkan cinta dan penghargaanÂ
Nobody is perfectÂ
Manusia itu mau secakep, sepintar, sekaya, dan sebaik apapun pasti tetap ada kurangnya. Kalau Anda melihat ada seseorang yang kelihatannya seperti tidak punya kekurangan (udah cakep, pintar, berbakat, kaya, baik pula), bisa jadi ia adalah orang yang pintar menutupi kelemahannya sehingga terlihat "tanpa cela".Â
Jika Anda ingin dicintai dan dihargai, cara terbaik adalah dengan menjadi diri sendiri. Tidak perlu menjadi sempurna karena itu mustahil Anda lakukan. Cukup jadi versi terbaik dan terkeren menurut Anda saja.Â
2. Latar belakang keluarga yang mudah mengkritik setiap kesalahan dan kegagalan
Anak yang dibesarkan oleh orangtua yang kelewat ambisius dan perfeksionis biasanya selalu didorong untuk harus selalu mampu melakukan dan mencapai banyak hal. Tidak peduli apakah si anak suka atau tidak.