Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tertipu oleh Ilusi

10 April 2020   18:58 Diperbarui: 10 April 2020   19:01 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by Lothar Dieterich from pixabay

"Apa yang ingin didapat dari kesempurnaan, jika berulang kali kita harus rela terbentur dinding kegagalan?"

Kita tidak hidup dalam dongeng Cinderella
Kita telah terbiasa mencecap pahit dan manis secara bergantian,
dengan atau tanpa penyesalan,
atau akan berakhir dengan perenungan panjang

Aku takut pikiranku akan menjadi senjata mematikan
Semesta punya banyak mata yang akan mengawasi
apakah aku memilih bertarung atau mengasihani diri sendiri
setelah datang badai yang tak kunjung menerbitkan pelangi
Semesta juga punya banyak telinga yang mampu menangkap setiap getir,
walaupun sering kali kusembunyikan dalam setiap bait

Dunia sedang dilanda serangan panik
Kita pun menjadi latah dan tidak sadar telah menggali kubur sendiri
Lihatlah, siapa yang kini tertipu oleh ilusi? 

10/04/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun