Bagi saya, kekurangan adalah "pengingat" bahwa saya tidak sempurna, saya bukan satu-satunya orang hebat di muka bumi sehingga mencegah saya untuk berlaku sombong dan merendahkan orang lain. Dan kekurangan saya, tidak selamanya menjadi kekurangan. Ada kalanya kekurangan saya itu menjadi kelebihan dan kekuatan pada situasi dan kondisi tertentu.Â
Misalnya, salah satu kekurangan saya adalah mudah tersinggung. Jadi, orang bersikap "keras" sedikit pada saya saja, saya bisa merasa tersakiti. Menyebalkan sekali bukan?
Tapi, di sisi lain, sifat saya yang mudah tersinggung itu menjadikan saya lebih peka pada kondisi orang lain sehingga saya lebih hati-hati dalam bersikap atau berkata-kata agar orang lain tidak sakit hati. Bahkan ketika saya merasa tidak setuju atau tidak suka dengan apa yang orang lain lakukan, saya akan mencari cara bagaimana menyampaikan "ketidaksetujuan" atau "ketidaksukaan" saya dengan cara paling halus tapi tetap mengena.Â
Alih-alih membenci dan malu atas kekurangan saya, saya memilih untuk menerimanya dan lebih fokus pada kelebihan yang saya miliki. Saya mencoba untuk mencintai, menghargai dan menerima diri saya, baik kelebihan maupun kekurangan yang ada.
Lagipula siapa lagi yang mampu menerima diri saya yang seperti ini dengan "penerimaan yang utuh" Â kalau bukan saya sendiri? Karena saya tidak punya kuasa untuk memaksa semua orang agar menerima diri saya apa adanya.
Dengan saya menerima diri apa adanya, saya mampu berpikir positif sehingga mampu menciptakan kebahagiaan menurut versi saya sendiri. Dan itulah salah satu cara yang saya lakukan untuk menjaga kesehatan mental saya.Â
"All of you are beautiful and precious. If people tell you otherwise, they're just jealous"
Sekian tulisan receh dari saya. Selamat pagi dan selamat beraktivitas.Â
Salam hormat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H