Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa Bedanya Kenalan dan Teman?

20 Juli 2019   11:05 Diperbarui: 20 Juli 2019   11:25 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
childhood friend-sumber : pixabay.com

"Kamu punya kenalan 'orang dalam' di perusahaan A nggak?" 

"Saya punya teman yang kerja di perusahaan A."

Pernahkah Anda mendengar ucapan seperti ini? Lalu, apa bedanya kenalan dan teman? 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kenalan adalah orang yang sudah dikenal;sahabat;teman. Sedangkan teman bisa berarti : (1) kawan; sahabat (2) orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap) contoh : teman seperjalanan (3) yang menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai (dimakan dan sebagainya) bersama-sama contoh : pisang rebus enak dijadikan sebagai teman minum kopi. 

Dalam Bahasa Inggris, kenalan (acquaintance) adalah a person one knows slightly, but who is not a close friend. Sedangkan teman (friend) adalah a person whom one knows and has a bond of mutual affection. 

Kenalan bisa jadi merupakan teman sekelas atau beda kelas, rekan kerja, atasan atau bawahan di kantor, klien dan sebagainya. Anda bisa saja tahu namanya, tahu dimana rumahnya, tahu darimana asalnya dan tahu apakah dia ini orang yang menyenangkan atau menyebalkan. 

Tapi, apakah Anda tahu borok dan bobroknya dia selama ini? Apakah Anda tahu cerita-cerita kelam tentang masa lalunya? Apakah Anda tahu ketertarikan dan pandangan-pandangannya tentang suatu hal? Apakah Anda tahu bagaimana dia berkembang sebagai seorang pribadi dari sejak pertama kali kenal hingga sekarang? Jika Anda hanya sebatas kenal 'permukaannya' saja maka itu berarti ia hanya kenalan Anda, bukan teman. 

Interaksi dengan kenalan biasanya bukanlah interaksi yang mendalam dan intim. Interaksi dengan kenalan bisa saja jarang terjadi atau hanya terjadi untuk urusan-urusan tertentu yang sifatnya bukan pribadi (lebih bersifat transaksasional), misal urusan bisnis. 

Sekarang coba bayangkan misalnya Anda sedang galau habis putus cinta dan ingin curhat ke seseorang. Saya yakin Anda pasti lebih memilih cerita ke teman atau sahabat daripada kenalan. Atau misal Anda lagi jalan-jalan ke mall lalu secara tidak sengaja bertemu teman atau sahabat Anda.

Ditambah lagi Anda sudah lama tidak bertemu dia. Saya yakin Anda pasti lebih heboh kalau bertemu teman atau sahabat dibanding ketika bertemu kenalan. Bahkan mungkin Anda malu kalau bertemu kenalan lalu bersikap seheboh itu. 

Teman sendiri pun ternyata juga masih ada jenis atau tingkatannya lagi. Hubungan pertemanan pun bisa terjalin karena beberapa sebab. Ada yang jadi teman karena punya kesamaan minat dan hobi. Ada yang sudah berteman sejak masih kecil dan akhirnya tumbuh dewasa bersama. 

Ada yang jadi teman karena memiliki pengalaman pahit yang sama hingga akhirnya memutuskan untuk saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Dan sebab-sebab lainnya. 

Semakin intim dan dalam hubungan pertemanan seseorang, biasanya semakin banyak pula yang diketahui dari teman atau sahabat tersebut. Apalagi jika pertemanan tersebut sudah terjalin bertahun-tahun. Pasti banyak hal yang telah terjadi dan dialami bersama. 

Lalu, apa itu teman sejati (true friend)? Menurut saya, teman sejati adalah teman yang tidak hanya bisa memuji dan bersikap manis saja di depan kita. Tapi dia adalah teman yang juga bisa "menampar" kita untuk mengingatkan jika kita berbuat salah atau melenceng dari jalan yang benar. 

Bukan malah tambah menyesatkan kita sehingga kita jadi tidak sadar akan kesalahan tersebut. Mereka juga bukan orang yang menghakimi kita atas kesalahan yang kita perbuat. Justru mereka adalah teman yang bersedia membantu dan mendukung kita untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. 

Teman sejati akan tumbuh dan berkembang bersama kita. Saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing serta sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana. 

promise-sumber : pixabay.com
promise-sumber : pixabay.com

Selain teman sejati, ada pula teman musiman yang datang pada kita cuma kalau ada maunya. Teman jenis ini biasanya kalau kita lagi susah pasti suka ngilang dan pura-pura nggak kenal. Hati-hatilah dengan teman macam ini! 

Bahkan ada juga teman yang sebaiknya dihindari atau lebih baik dibuang jauh-jauh dari hidup kita. (Kejam amat mbak, sampai dibuang segala?) Ya, memang kejam sih, tapi mau gimana lagi? Lebih baik begitu daripada terjebak dalam hubungan pertemanan yang tidak sehat alias toxic. 

Berada dalam lingkaran pertemanan yang seperti ini membuat kita tidak bebas jadi diri sendiri. Kita jadi harus selalu pasang "topeng" supaya bisa diterima oleh mereka. 

Kita jadi menipu diri sendiri dan orang lain dengan "topeng" yang kita gunakan. Dan kondisi seperti itu membuat saya tidak nyaman. Lagipula, hubungan pertemanan macam apa yang diwarnai dengan kepalsuan? 

Tulisan receh ini hanyalah persepsi saya semata yang bisa benar bisa salah. Intinya, mau itu cuma kenalan atau kenalan yang akhirnya jadi teman, tetaplah menjaga hubungan baik dengan mereka. 

Sekian. Selamat Hari Sabtu pagi menjelang siang. 

Salam hormat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun