Teman sendiri pun ternyata juga masih ada jenis atau tingkatannya lagi. Hubungan pertemanan pun bisa terjalin karena beberapa sebab. Ada yang jadi teman karena punya kesamaan minat dan hobi. Ada yang sudah berteman sejak masih kecil dan akhirnya tumbuh dewasa bersama.Â
Ada yang jadi teman karena memiliki pengalaman pahit yang sama hingga akhirnya memutuskan untuk saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Dan sebab-sebab lainnya.Â
Semakin intim dan dalam hubungan pertemanan seseorang, biasanya semakin banyak pula yang diketahui dari teman atau sahabat tersebut. Apalagi jika pertemanan tersebut sudah terjalin bertahun-tahun. Pasti banyak hal yang telah terjadi dan dialami bersama.Â
Lalu, apa itu teman sejati (true friend)? Menurut saya, teman sejati adalah teman yang tidak hanya bisa memuji dan bersikap manis saja di depan kita. Tapi dia adalah teman yang juga bisa "menampar" kita untuk mengingatkan jika kita berbuat salah atau melenceng dari jalan yang benar.Â
Bukan malah tambah menyesatkan kita sehingga kita jadi tidak sadar akan kesalahan tersebut. Mereka juga bukan orang yang menghakimi kita atas kesalahan yang kita perbuat. Justru mereka adalah teman yang bersedia membantu dan mendukung kita untuk berubah menjadi orang yang lebih baik.Â
Teman sejati akan tumbuh dan berkembang bersama kita. Saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing serta sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana.Â
Selain teman sejati, ada pula teman musiman yang datang pada kita cuma kalau ada maunya. Teman jenis ini biasanya kalau kita lagi susah pasti suka ngilang dan pura-pura nggak kenal. Hati-hatilah dengan teman macam ini!Â
Bahkan ada juga teman yang sebaiknya dihindari atau lebih baik dibuang jauh-jauh dari hidup kita. (Kejam amat mbak, sampai dibuang segala?) Ya, memang kejam sih, tapi mau gimana lagi? Lebih baik begitu daripada terjebak dalam hubungan pertemanan yang tidak sehat alias toxic.Â
Berada dalam lingkaran pertemanan yang seperti ini membuat kita tidak bebas jadi diri sendiri. Kita jadi harus selalu pasang "topeng" supaya bisa diterima oleh mereka.Â
Kita jadi menipu diri sendiri dan orang lain dengan "topeng" yang kita gunakan. Dan kondisi seperti itu membuat saya tidak nyaman. Lagipula, hubungan pertemanan macam apa yang diwarnai dengan kepalsuan?Â