Dear Ananta,
Aku mencintaimu dalam diam, merindumu dalam keheningan.Â
Petikan jemari pada senar gitar yang menjadi saksi dari rasaku.Â
airmata menjadi wakil kepedihan setiap kali kenyataan harus menampar kebodohanku,Â
karena hatiku tetap teguh berpegang pada masa laluku bersamamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!