Mohon tunggu...
Luna Aurelia
Luna Aurelia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Sang Putri dari Aether: Misi Penyelamatan Penduduk Bumi

30 Maret 2024   22:29 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)

Alkisah seribu tahun di masa depan, hiduplah seorang putri bernama Elz. Sang putri adalah sosok yang berjiwa tangguh, percaya diri, dan suka berpetualang. Kerajaannya, Aetheris, adalah sebuah kerajaan modern yang dihuni orang-orang berkulit ungu dan rambut biru yang gemerlap bagai bintang. Semenjak kecil, Elz telah melihat beragam kecanggihan teknologi yang dimiliki kerajaannya, rumah apung, pesawat teleportasi, hingga laser pengubah gelombang. Hanya ada satu hal yang tidak pernah dimengerti Elz seumur hidupnya, sebuah lapisan cahaya terang yang tidak dapat ditembus siapapun yang melingkupi seluruh kerajaannya. Aetheris bagaikan sebuah kerajaan yang terjebak dalam cangkang tersebut. Elz dengan sifatnya yang pemberani nan keras kepala sudah mencoba menembusnya berkali-kali namun hasilnya nihil. 

Seorang pustakawan di istananya memberi tahu bahwa di luar sana ada kehidupan orang asing yang warna kulitnya seperti tanah dan pasir. Mereka merupakan bangsa perusak yang menghancurkan planet mereka sendiri dan merupakan leluhur bangsa Aetheris. Pustakawan tersebut turut memberikan tips pada Elz jika ingin menembus cahaya tersebut, ia berkata "hanya kemurnian yang dapat mengalahkan sesuatu yang jahat". Elz awalnya tidak mengerti apa yang diucapkan oleh pustakawan tersebut, namun ia sadar bahwa ia harus mengubah maksud dan tujuannya menembus lapisan cahaya. Setelah bertapa selama beberapa hari, ia bertekad untuk membantu para makhluk asing itu, tak peduli seberapa jahat mereka. Elz akan menemukan sumber masalah dan mengatasinya. 

(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)
(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)

Sesaat setelah bertekad, ia akhirnya mampu menembus gelombang cahaya, melintasi dimensi ruang dan berteleportasi ke sebuah planet asing yang tak pernah terbayang dalam benaknya. "Planet ini jauh berbeda dengan Mars", tanah yang tandus, cuaca yang teramat panas, dan sebuah tiang asing bercabang dimana-mana. "Mengapa sepi sekali? Apa tidak ada makhluk yang mendiami planet ini? Iya sih, aku juga tidak mau kalau jadi makhluk yang tinggal disini", gumam Elz. Tiba-tiba terdengar suara kaleng terjatuh, Elz terkejut dan menengok ke belakang, ia sadar bahwa ada sosok yang mengikutnya sedari tadi. "Siapa disana?!", namun tidak ada jawaban, sesaat kemudian munculah sesosok anak laki-laki dengan penampilan fisik yang disebutkan oleh pustakawan. "K-kau penyihir! Jangan ganggu desa kami!", ujar anak kecil tersebut. 

Elz tersenyum dan tertawa kecil, ia pensaran apa yang membuat anak kecil tersebut berkata demikian. "Kamu memiliki kulit ungu yang halus dan terawat, seharusnya kulitmu gelap dan kasar seperti kami! Selain itu, dimana oxysyntheter-mu? bagaimana kamu bisa bernafas?!", tanya anak tersebut. "Oxy apa? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, bernafas ya tinggal bernafas saja kan? Kenapa harus menggunakan alat itu?", Elz menyadari memang ada suatu benda aneh yang terpasang di hidung anak laki-laki itu, mungkin benda itu yang dimaksud olehnya. "Aduh, susah sekali berbicara dengan para penyihir. Omong-omong, namaku bill dan aku adalah seorang snirr, kamu harus menghadap ayahku! Ia tidak suka ada orang yang diam-diam masuk ke desanya". Rupanya anak kecil tersebut tidak tinggal sendiri, ia lalu membawa Elz ke desanya. Elz kemudian bertemu banyak snirr lain dan ayah anak kecil tersebut. "Salam kenal penyihir, namaku Wurlock. Apa tujuanmu datang ke desa kami?", tanya snirr berjanggut putih itu. Sebagai seorang putri, Elz pun secara diplomatis menjelaskan tujuannya datang, "saya hendak membantu para snirr". Sesaat setelah Elz menjawab, seorang snirr yang tengah menonton tiba-tiba pingsan. Snirr tersebut langsung dipapah, "kita harus membawanya ke Sylvans, segera!", perintahah Wurlock. Mereka pun bergegas membawa snirr itu ke depan sebuah pohon tua yang dapat berbicara. 

(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)
(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)

"Sylvans! tolong, ia sangat membutuhkan oksigen", Wurlock memohon. Lalu, pohon tersebut memancarkan cahaya dan seluruh snirr seketika terlihat segar. "Rasanya seperti terlahir kembali!". Elz terkejut dengan hal tersebut, apa yang membuat orang-orang langsung merasa lebih segar? Kemudian mereka melepas benda yang ada di hidung mereka dan terlihat menikmati udara sekitar. Barulah Elz paham bahwa sebenarnya para snirr harus menghirup jenis udara tertentu, yang selama ini tidak mereka dapatkan secara langsung melainkan melalui bantuan alat. 

Tiba-tiba, pohon yang bernama Sylvans itu membuka mulutnya, "ah sepertinya cucu buyutku datang menghampiri kalian". Elz dan para snirr terkejut mendengar ucapan Sylvans, kecuali Wurlock. Ia termenung, seolah menyimpan penyesalan mendalam yang bercampur rasa khawatir. 

Beberapa hari kemudian, setelah berjalan-jalan dan berkenalan dngan para penduduk desa, Elz duduk meneduh di bawah pohon Sylvans. Ia merasa sedih melihat kondisi para snirr yang amat berbeda dengan rakyat kerajaannya yang makmur. Tiba-tiba ia bergumam, "kasihan sekali para snirr, apa yang membuat mereka jadi seperti ini? Lalu... entah kenapa aku merasa tidak nyaman dengan ekspresi Wurlock, apa dia menyembunyikan sesuatu?". "Oh ya, dia tau banyak hal, cucuku", jawab Sylvans sembari tersenyum hangat.

(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)
(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)

Elz yang terkejut pun segera berbalik dan melihat Sylvans yang tengah menatapnya dengan iba. Ia bertanya apa yang dimaksud oleh Sylvans, apa yang disembunyikan Wurlock. "Apa kau yakin akan tetap membantu mereka setelah mendengar ceritaku, Elz?". Elz mengangguk dengan yakin, "aku sudah bertekad akan membantu mereka, apapun yang terjadi!". 

Dahulu, para snirr hidup dengan damai di sebuah planet bernama bumi. Mereka hidup dengan menghirup oksigen yang dihasilkan oleh para pohon. Semakin lama, semakin banyak snirr yang menghuni bumi, mereka membutuhkan kayu, mereka membutuhkan lahan, mereka butuh perkebunan. Alhasil, mereka akhirnya mulai menebang pohon, menghabisi jutaan pohon secara membabi buta padahal pohon lah yang menghasilkan suatu gas yang disebut oksigen untuk mereka bernafas. 

(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)
(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)

Tak hanya itu, pohon turut menyerap gas hasil buang pernafasan mereka dan medaurnya kembali menjadi oksigen. Tapi hal itu tak membuat mereka berfikir, mereka tetap menebang pohon habis-habisan, lama kelamaan cuaca menjadi semakin panas. Rupanya gas buang para snirr menyebabkan tipisnya lapisan yang menangkal radiasi matahari ke bumi. Tak ada lagi yang menyerapnya, para snirr juga semakin banyak yang mengalami penyakit pernapasan. Ditambah lagi, mereka mulai menciptakan besi beroda untuk berpergian yang menghasilkan gas beracun. Perilaku para snirr perlahan merusak bumi.

Untuk mengatasi kurangnya oksigen karena menipisnya jumlah pohon, manusia mulai mencoba membuat oksigen sendiri. Seorang snirr jenius menciptakan alat bernama oxysyntheter yang mampu mengubah air menjadi oksigen melalui proses elektrolisis yang rumit. Namun, alat ini memakan biaya yang amat besar, kemiskinan terjadi dimana-mana. Semua itu hanya agar mereka dapat bernafas, mereka sudah tak peduli lagi tentang makanan. Tiada lagi snirr yang memasak di dapur, semua kenyang seharian setelah mengonsumsi pill yang berisi seluruh nutrisi yang dibutuhkan para snirr. Hingga pada suatu hari, tanpa sadar seluruh pohon telah habis. Ada yang dipotong, terbakar, bahkan berhenti tumbuh dengan kondisi bumi saat itu. 

Meski kondisinya menyedihkan, para elit politik snirr masih menyimpan dana untuk menciptakan suatu penemuan terbaru. Mereka merasa snirr sudah tidak akan lagi mampu hidup di bumi, mereka hendak mengirim keturunan mereka ke planet mars. Para bayi snirr diinjeksi oleh suatu dna yang berasal dari pohon dan kemudian menjadi hibrida. Mereka mampu memproduksi oksigen sendiri dengan melakukan fotosintesis. Kulit mereka berubah menjadi ungu dan rambut mereka biru berkilauan. Mereka lantas dikirim ke mars dan mendirikan kerajaannya sendiri, mereka menyebut diri mereka "aether".

Suatu hari, seorang aether bernama Sylvans mengunjungi bumi, ia hendak berterima kasih pada leluhurnya. Namun, setelah sampai disana, ia justru melihat kondisi bumi yang menyedihkan. Ia berusaha membantu para penduduk bumi, membantu membangun rumah mereka, melerai snirr yang bertengkar, dan banyak hal lain. Ia juga menghasilkan oksigen agar para snirr bebas bernafas, setelah merasa cukup, Sylvans berpikir untuk kembali ke aetheris. Sayangnya, penduduk desa mengetahui rencana tersebut dan berpikir untuk tetap menahan Sylvans yang mampu menghasilkan oksigen. 

Para penduduk desa mengkhianati Sylvans, mereka mencuri jantung sylvans dan menanamnya. Benar saja, jantung tersebut akhirnya tumbuh menjadi pohon abadi yang memberikan mereka oksigen, Wurlock yang saat itu masih anak-anak, menyaksikan hal tersebut di depan matanya. Meski begitu, dengan kemurnian hati Sylvans, ia tetap memberikan para snirr oksigen yang mereka butuhkan, tidak pernah terlintas dendam di lubuk hatinya.

Elz yang mendengar cerita Sylvans pun terkejut. Ia akhirnya mengerti mengapa lapisan cahaya dibangun dan mengapa butuh kemurnian hati untuk menembusnya. "Bagaimana Elz, apa kamu masih mau membantu mereka?". "Aku akan tetap membantu mereka, tapi aku tidak akan mengorbankan diri seperti yang kau lakukan Sylvans. Itu terlalu menyakitkan", jawabnya dengan tegas. Ia pun mencari cara bagaimana menumbuhkan lebih banyak pohon, ia tak peduli meski itu harus menunggu seumur hidupnya, ia akan membantu para snirr menyelamatkan kembali planet bumi. Dengan alat yang ia bawa ia meminta sedikit kulit sylvans, ia lalu mengubahnya menjadi benih. 

Kemudian, Elz memperkenalkan benih tersebut kepada para snirr. "Semuanya, lihatlah! Ini adalah benih pohon, tanam benih ini dan kalian bisa menumbuhkan pohon sendiri si rumah kalian, ayo kita selamatkan planet ini!". Bagaikan angin semilir di tengah panasnya gurun, para snirr dengan penuh harapan mulai menanam benih-benih pohon di rumah mereka, di lahan kosong, dan dimanapun yang mereka rasa butuh tempat meneduh. Setahun, dua tahun, tiga tahun, pohon-pohon itu kini sudah setinggi lutut para snirr. 

(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)
(Sumber: Microsoft 365 AI Image Generator)

Sylvans yang melihat hal itu pun merasa lega, ia bangga pada Elz. "Cucuku, sepertinya sudah saatnya aku pergi, aku sudah merasa tenang". Elz pun mengangguk sedih, ia menangis dan memeluk Sylvans. Sama dengan Sylvans, Elz merasa lega dan akhirnya berniat pulang kembali ke Aetheris. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada para Snirr yang saat ini seluruhnya berprofesi sebagai penanam pohon. Mereka telah belajar bagaimana mengolah pohon dengan baik dan menghijaukan kembali bumi yang semula tandus.

Tamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun