Mohon tunggu...
LumbaLumba
LumbaLumba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Mencoba berbagi kisah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gadis Tercantik di London (Perang Eropa)-6

18 Februari 2014   14:20 Diperbarui: 28 Juni 2015   23:56 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Lancelot membenci London dan para penduduknya yang telah mengusir keluarganya. Ia tak mau melindungi kota itu dari serangan Jerman. Lancelot hanya mau melindungi satu orang saja di kota itu, yakni si gadis cantik dalam foto. Atau bila ini adalah dongeng yang sering didengarnya semasa kecil, gadis itulah yang menjadi putri baginya.

        Bila menikah dengan seorang pangeran adalah impian anak perempuan, maka menikah dengan seorang putri merupakan impian anak laki - laki. Sejak kecil impian itu sudah tertanam di hati Lancelot. Saat dirinya sudah mulai bisa mengingat, gambaran putri dalam dongeng selalu ada dalam benaknya. Lancelot selalu merasa kagum. Bermimpi suatu saat bertemu dengan orang seperti itu.

        Namun semakin dirinya bertambah dewasa impian tersebut rasanya semakin sulit dijangkau. Tak ada seorang perempuan sesempurna putri dalam dongeng. Hal itu membuat Lancelot sedih berkepanjangan. Ia sudah terlalu terobsesi dengan impiannya dan harus menerima kenyataan berbeda.

        Namun Lancelot terus menunggu. Dirinya bagai keledai kehausan yang tak kunjung menemukan mata air. Dan jawabannya hadir secara tak terduga. Gadis dalam foto itu. Dia punya pesona ajaib yang mengingatkan Lancelot pada seorang putri dalam dongeng. Membuat Lancelot bermimpi kembali.

        Lancelot jatuh cinta sejak pertama kali melihat gadis itu. Saat itu sang gadis sedang berdiri menunggu bus, termangu di bawah iklan kamera Amerika, Kodak. Hati Lancelot berdebar. Gadis itu memakai mantel panjang biru tua yang serasi dengan kecantikannya. Sebelah tangannya menggenggam payung putih untuk menahan rintik hujan yang mulai turun. Pandangan matanya begitu polos seakan dirinya kelinci manis yang tersesat.

        Lancelot tak pernah bisa melupakan pemandangan itu. Sayang ia kehilangan jejak sang gadis. Tak disangka muncullah Stella membawa foto tersebut. Harapan Lancelot pun timbul kembali.

                                                            ***

        Lancelot kini sudah menginjakkan kakinya di London.

        Sesungguhnya inilah rumahnya, bukan di Derbyshire. Kata "pulang" merupakan pilihan yang cocok bagi Lancelot seandainya tak ada kenangan buruk atas kota ini.

        Lancelot menoleh ke kiri dan kanan. Para pejalan kaki berlalu - lalang di sekitarnya. Wajah mereka tampak cemas. Karung - karung pengaman dari serangan bom tertumpuk di berbagai penjuru kota. Seorang anggota Palang Merah tampak membagi - bagikan selebaran darurat keselamatan. Ada pula sejumlah orang yang membawa - bawa masker gas di dalam kota.

        Lancelot sudah mendengar bahwa Jerman berhasil merusak galangan kapal serta lapangan terbang di daerah selatan. Namun hingga hari ini belum ada berita bahwa mereka menyerang London. Kota ini masih tampak aman serta utuh. Mungkinkah Jerman masih ragu untuk menduduki London?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun