Dan ketika Lancelot berhasil menguasai kemudi, tampaklah siapa penyerang gelap tadi. Sebuah pesawat Jerman berpenampilan asing berputar - putar tak jauh darinya. Itu bukanlah tipe pesawat Jerman yang dikenali Lancelot selama ini.
    Terdapat tulisan 'liebe' di ekor pesawat tersebut. Lancelot jadi teringat cerita Jake. Kalau begitu lawan di depannya adalah pilot hebat yang terkenal itu?
    Sementara itu Antony Weber, sang pilot pesawat 'liebe', memandang Lancelot dari balik kaca kokpitnya. Ia gembira menemukan lawan yang dicarinya selama ini. Lancelot, sang Penembak Cepat Inggris, kini ada di hadapannya.
    Antony sama - sekali tidak menganggap enteng sang lawan.
    Duel satu lawan satu pun tak terhindarkan lagi.
***
    Stella menatap sekitarnya.
    Meski pikirannya mengambang, ia merasakan tubuhnya tergoncang - goncang. Dicobanya untuk menegakkan tubuh, sayang tenaganya tak cukup kuat.
    "Tenanglah, nona. Kau baru saja tertembak. Kami sedang membawamu ke ruang operasi," seseorang berkata dari atas kepala Stella. Orang itu tidak sendirian. Bersama rekan - rekannya ia tampak tergopoh - gopoh.
    Stella tidak bereaksi mendengar perkataan itu. Sekujur tubuhnya seperti kesemutan dan nyaris mati rasa. Aneh, ia kedinginan meski tak yakin cuaca sedang dingin.
    Saat hendak memasuki ruang operasi, ranjangnya diputar supaya mudah memasuki pintu. Ketika itulah Stella melihat polisi yang tadi ikut mengantarnya ke rumah sakit, berdiri tak jauh darinya. Polisi itu ternyata juga ada disini. Seorang pria bertubuh jangkung kemudian mendekati sang polisi. Mereka terlihat berbicara.