Mohon tunggu...
LumbaLumba
LumbaLumba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Mencoba berbagi kisah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gadis Tercantik di London (Perang Eropa)-31

29 April 2014   14:26 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Secepat kilat Lancelot diangkut ke dalam mobil. Tubuhnya dijejalkan ke dalam kendaraan. Para penculik bergegas menyusul masuk. Mereka semua berdesakan dalam mobil.

        "Bravo! Kita pergi dari sini!" seru seorang penculik.

        Mobil itu pun tancap gas. Lancelot menyesali kebodohannya. Ia telah jatuh ke dalam perangkap. Laki - laki yang mengajaknya tadi sepertinya bekerjasama dengan penculik. Perkelahian di penjara mungkin hanya rekayasa untuk memuluskan aksinya.

        Lancelot betul - betul telah tertipu. Mungkin sekali orang - orang itu suruhan Lord Cavanaugh. Cavanaugh ingin membungkamnya supaya Lancelot tak lebih jauh membongkar rahasianya. Semestinya Lancelot lebih waspada tadi.

        Tapi semua sudah terlanjur. Dirinya tentu langsung dieksekusi setelah dibawa ke hadapan Cavanaugh. Ditembak di belakang kepala atau dibenamkan di laut?

        Lancelot tidak peduli lagi. Semoga kematiannya berlangsung cepat.

                                                                                                                              ***

        Pagi itu sekelompok 'bandit' London telah berbuat anarkis dengan menyerbu penjara dan menculik Lancelot. Mereka terpaksa melakukan itu demi mengembalikan Penembak Cepat ke pangkuan penduduk London. Suara nurani rakyat tak bisa dibungkam atau ditutup - tutupi. Polisi Militer dan MI5 sekalipun tak bisa menahannya.

        "Jake?! Teman - teman?!" Lancelot tak percaya. Ternyata merekalah para 'bandit' London yang menculiknya. Rekan - rekan Lancelot di Skuadron 614 itu tersenyum - senyum. Akting mereka sebagai bandit sungguh meyakinkan. Dengan kaos turtleneck hitam, skull caps di kepala, serta mencangklong senapan Tommy, mereka sangat mirip perampok bank.

        Dalam kelompok itu tampak pula 'bandit' perempuan. Ia terlihat kepayahan menyandang senapan yang berat. Lancelot masih mengenalinya. Dialah Gwen, editor Stella di Daily Herald.

        Jake merangkul Lancelot, "maaf, kami terpaksa menyamar sebagai bandit. Tidak lucu kalau Polisi Militer tahu kami anggota militer. Jangan cemas, kami akan mengembalikanmu nanti," Jake kemudian melepas magasin senapannya, "lihat, tak ada pelurunya. Senapan ini hanya untuk menggertak" ujarnya sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun