Major League Soccer (MLS) adalah liga sepak bola profesional pria yang disetujui oleh Federasi Sepak Bola Amerika Serikat yang mewakili level tertinggi olahraga di Amerika Serikat dan Kanada. Â
Liga ini terdiri dari 26 tim , 23 di AS dan tiga dari Kanada , dan merupakan salah satu liga olahraga profesional utama di kedua negara ini. Major League Soccer didirikan pada tahun 1993 sebagai bagian dari upaya sukses Amerika Serikat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 1994, dan sebagai gantinya untuk FIFA yang memberikan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 1994, federasi sepak bola A.S berjanji untuk membentuk liga sepak bola profesional Divisi 1. Â
Pada tahun 1993, membentuk "Major League Professional Soccer" (pendahulu MLS) sebagai liga sepak bola profesional Divisi 1. Â Major League Soccer resmi dibentuk pada Februari 1995.
Pengaruh David Beckham untuk bermain bersama LA Galaxy menjadi lompatan batu bagi MLS, memperkenalkan liga sepak bola dari Paman Sam bahwa liga ini mempunya daya tarik yang sama seperti liga-liga lainnya.Â
Efek  Beckham akhirnya mengundang sejumlah perusahaan televisi berlomba-lomba dalam memperoleh hak siang MLS. Selain itu, sederet pemain top juga berdatangan seperti Thiery Henry, Bradley Wright-Phillips, Robbie Keane, dan Ricardo Kaka hingga popularitas MLS mulai diakui oleh pecinta sepak bola.Â
Selain menaikan popularitas liga tersebut, pemain-pemain top yang notabene adalah pemain veteran melihat liga yang dianggap baru ini menjadi ajang untuk menunjukan keahliannya sebagai pemain kelas dunia.Â
Meskipun efek Beckham bermain di MLS dan akhirnya mengundang banyak pemain top dunia lainnya, namun MLS selalu dianggap sebelah mata bahkan beberapa penggemar sepak bola, khususnya di Eropa, menghiraukan hingga merendahkan keberadaan MLS dalam artian liga sepak bola ini tidak mempunyai derajat, nilai dan budaya dengan liga lainnya sehingga liga MLS terkadang dianggap sebagai "perkumpulan pemain yang telah memasuki fase penurunan karir" karena memang banyak pemain top yang bermain di liga MLS adalah pemain yang sudah mengalami penurunan karir.Â
Tentu ada alasan mengapa MLS, liga yang saat ini popularitasnya meningkat, selalu dianaktirikan dan alasan umumnya adalah budaya olahraga di Amerika Serikat sendiri
Pada awal setelah pembentukan liga professional tersebut, MLS mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat A.S, ditambah lagi setelah beberapa klub MLS mampu mendatangkan pemain berkualitas internasional seperti Jorge Campos dan Carlos Valledrama yang akhirnya menambah daya tarik peminat masyarakat A.S, khususnya para pecinta sepak bola di A.S.Â
Namun, musim berikutnya MLS mengalami penurunan akibat upaya "Amerikanisasi Sepak Bola", yaitu sebuah konsep yang dilakukan oleh pihak MLS dalam memaksa nilai, budaya, dan peraturan sepak bola disesuaikan dengan budaya olahraga khas A.S yang berujung memecah belah pecinta sepak bola di A.S karena dianggap aneh, asing, sangat beda dari aslinya.
Gagalnya pihak MLS dan Federasi Sepak Bola A.S dalam me-Amerikanisasi olahraga ini membuat sepak bola di A.S kurang diminati seiring juga popularitas MLS di seluruh belahan dunia.Â
Meleburnya budaya olahraga A.S yang dileburkan ke dalam sepak bola mungkin dianggap tidak ada salahnya oleh pihak MLS karena membantu dalam meningkatkan kualitas MLS sendiri, Â namun sikap dalam me-Amerikanisasi ini justu memiliki prinsip yang serupa dengan konsep sepak bola yang kurang disukai oleh penggemar olahraga ini, yaitu "Modern Football".Â
Konsep "Modern Football" adalah hanyalah sarana untuk bisnis yang melibatkan banyak uang untuk setiap hal yang terkait dengan olahraga ini. Para manajer, pemain, staf pelatih, stadion dan bahkan klub memiliki segalanya yang berkaitan dengan uang sehingga sebuah klub yang tidak begitu terkenal dengan pemain biasa menjadi klub yang sensasional dengan pemain berkualitas tinggi dalam sekejap.
Contohnya  Manchester City, Malaga dan PSG adalah tiga klub terkenal di Inggris, Spanyol dan Prancis yang menjadi "korban Modern Football" ini, tetapi akhirnya mendapatkan kesepakatan yang lebih baik, sedangkan Liverpool dan AC Milan, keduanya dianggap sebagai yang terbaik di Eropa, bersusah payah dalam dalam mengembalikan kejayaannya kembali. Investor dan pengusaha kaya menginvestasikan sejumlah uang pada klub-klub sepakbola lebih cepat sehingga menjadi klub top.
Jika klub dari liga bawah ingin bermain di MLS, maka harus mempunyai syarat-syarat yang harus terpenuhi dan  hal ini sangat berbeda drastis jika dibandingkan dengan liga-liga sepak bola lainnya.Â
Setiap divisi dibawah kendali penyedia liga yang berbeda namun terafiliasi dengan USSF, federasi sepak bola A.S. , yaitu MLS untuk liga utama, USL Championship membawahi divisi kedua yang sebelumnya sempat diambil alih oleh NASL dan USL untuk divisi ketiga.Â
Untuk divisi keempat merupakan liga semi-professional dan divisi kelima adalah "college level" atau setara dengan liga amatir, yang dimana kedua divisi tersebut berada dibawah naungan USASA, organisasi nasional untuk sepak bola non-professional di Amerika Serikat.
Memang secara usia bahwa MLS bisa dibilang baru karena baru berumur 25 tahun. Namun, melihat tren dan prospek yang sangat positif, jangan heran jika kualitas produk MLS baik itu pemain, fans atau stadion bisa bersaing dengan liga saingannya di waktu yang akan datang walaupun tidak dekat.Â
Setidaknya bisa bersaing di wilayah Amerika seperti Brazil, Meksiko, Chile atau Argentina yang dimana negara tersebut sudah dikenal dalam menghasilkan talenta kelas dunia dan atmosfir stadion yang memacu adrenalin. Jalan MLS untuk mencapai standar untuk bisa diakui oleh penggemar di seluruh dunia masih panjang karena format liga yang lengket dengan konsep "Modern Football"yang selalu dianggap negatif dan struktur piramida sepak bola A.S yang sangat kompleks.Â
Meskipun begitu, untuk saat ini konsep tersebut sangat membantu dalam meningkatkan popularitas dan kualitas sepak bola A.S dan mungkin suatu saat liga sepak bola A.S akan mempunyai format yang sama dengan liga lainnya.
Sumber dan Referensi : [1] [2]Â [3]Â [4] [5]Â [6]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H