Gagalnya pihak MLS dan Federasi Sepak Bola A.S dalam me-Amerikanisasi olahraga ini membuat sepak bola di A.S kurang diminati seiring juga popularitas MLS di seluruh belahan dunia.Â
Meleburnya budaya olahraga A.S yang dileburkan ke dalam sepak bola mungkin dianggap tidak ada salahnya oleh pihak MLS karena membantu dalam meningkatkan kualitas MLS sendiri, Â namun sikap dalam me-Amerikanisasi ini justu memiliki prinsip yang serupa dengan konsep sepak bola yang kurang disukai oleh penggemar olahraga ini, yaitu "Modern Football".Â
Konsep "Modern Football" adalah hanyalah sarana untuk bisnis yang melibatkan banyak uang untuk setiap hal yang terkait dengan olahraga ini. Para manajer, pemain, staf pelatih, stadion dan bahkan klub memiliki segalanya yang berkaitan dengan uang sehingga sebuah klub yang tidak begitu terkenal dengan pemain biasa menjadi klub yang sensasional dengan pemain berkualitas tinggi dalam sekejap.
Contohnya  Manchester City, Malaga dan PSG adalah tiga klub terkenal di Inggris, Spanyol dan Prancis yang menjadi "korban Modern Football" ini, tetapi akhirnya mendapatkan kesepakatan yang lebih baik, sedangkan Liverpool dan AC Milan, keduanya dianggap sebagai yang terbaik di Eropa, bersusah payah dalam dalam mengembalikan kejayaannya kembali. Investor dan pengusaha kaya menginvestasikan sejumlah uang pada klub-klub sepakbola lebih cepat sehingga menjadi klub top.
Jika klub dari liga bawah ingin bermain di MLS, maka harus mempunyai syarat-syarat yang harus terpenuhi dan  hal ini sangat berbeda drastis jika dibandingkan dengan liga-liga sepak bola lainnya.Â
Setiap divisi dibawah kendali penyedia liga yang berbeda namun terafiliasi dengan USSF, federasi sepak bola A.S. , yaitu MLS untuk liga utama, USL Championship membawahi divisi kedua yang sebelumnya sempat diambil alih oleh NASL dan USL untuk divisi ketiga.Â
Untuk divisi keempat merupakan liga semi-professional dan divisi kelima adalah "college level" atau setara dengan liga amatir, yang dimana kedua divisi tersebut berada dibawah naungan USASA, organisasi nasional untuk sepak bola non-professional di Amerika Serikat.
Memang secara usia bahwa MLS bisa dibilang baru karena baru berumur 25 tahun. Namun, melihat tren dan prospek yang sangat positif, jangan heran jika kualitas produk MLS baik itu pemain, fans atau stadion bisa bersaing dengan liga saingannya di waktu yang akan datang walaupun tidak dekat.Â
Setidaknya bisa bersaing di wilayah Amerika seperti Brazil, Meksiko, Chile atau Argentina yang dimana negara tersebut sudah dikenal dalam menghasilkan talenta kelas dunia dan atmosfir stadion yang memacu adrenalin. Jalan MLS untuk mencapai standar untuk bisa diakui oleh penggemar di seluruh dunia masih panjang karena format liga yang lengket dengan konsep "Modern Football"yang selalu dianggap negatif dan struktur piramida sepak bola A.S yang sangat kompleks.Â